Beranda Menelisik Gunung Sadahurip: Piramida Garut yang Berpotensi Jadi Kawasan Wisata yang Eksotis
ADVERTISEMENT

Menelisik Gunung Sadahurip: Piramida Garut yang Berpotensi Jadi Kawasan Wisata yang Eksotis

19 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Menelisik Gunung Sadahurip: Piramida Garut yang Berpotensi Jadi Kawasan Wisata yang Eksotis. (Source: Instagram/@idrisns)

Gunung Sadahurip adalah warisan alam Garut yang menakjubkan dengan bentuknya yang menyerupai piramida menjadikannya destinasi wisata potensial yang eksotis.

Selain keindahan alamnya yang sangat memesona, Gunung Sadahurip menyimpan banyak hal yang bisa dianggap misterius lantaran bentuknya yang runcing dan tampak sangat simetris. Karena visualnya itu, sehingga Gunung Sadahurip biasa disebut dengan Gunung Piramida atau Piramida Garut.

Dengan kesegaran hawa pegunungan serta tampilannya yang masih sangat alami, Gunung Sadahurip berpotensi menjadi tujuan wisata menarik, setara dengan tempat-tempat populer lainnya di Jawa Barat.

Walau cerita piramida purba di Gunung Sadahurip sudah tidak terbukti secara ilmiah, keindahan alamnya tetap menarik perhatian banyak orang.

Gunung Sadahurip terletak di wilayah perbatasan Desa Sukahurip dan Sindanggalih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, dan dikenal karena bentuknya yang menyerupai piramida yang tampil simetris dan runcing, menghasilkan siluet yang memikat dari kejauhan.

Baca Juga: Gunung Buligir: Sejarah Penamaan dan Daya Tariknya

Mitos Piramida yang Dipatahkan Penelitian Ilmiah

Fenomena Gunung Sadahurip sempat menjadi heboh nasional pada awal 2010-an ketika isu gunung ini dikira menyimpan piramida kuno yang lebih tua dari piramida Mesir.

Namun, berdasarkan kajian ilmiah yang dilansir dari laman Gangitri Connect Info menyatakan bahwa klaim tersebut tidak berdasar. Para ahli geologi menyimpulkan bahwa Sadahurip terbentuk secara alami sebagai gunung api purba, hasil tumpukan lava yang mengeras dan mengalami pelapukan selama ribuan tahun.

Disbudpar Garut secara tegas menyatakan bahwa klaim piramida adalah hoax, apalagi berbasis penelusuran berdasarkan petunjuk paranormal, bukan ilmiah. Astronom juga menambahkan bahwa struktur lima sisi yang tidak simetris terhadap mata angin menjadikan klaim piramida tidak masuk akal.

Para ahli geologi mengungkapkan bahwa Gunung Sadahurip ini merupakan parasit dari gunung Talabodas yang terbentu dari aliran laca andesit-basalt dan juga dari endapan piroklastika yang berusia sekitar jauh dari 13.320 tahun kelam.

Baca Juga: Gunung Papandayan: Jalur Pendakian hingga Tiket Masuknya

Aktivitas Wisata dan Potensi Pengembangannya Melalui Fakta dan Legenda

Gunung Sadahupip memiliki potensi wisata yang cukup tinggi dan menjamin, di tengah mitos yang marak beredar sebagai piramida yang sudah terbantahkan secara ilmiah. Jalur pendakiannya sangat ramah bagi pemula, karena tidak banyak hutan lebat, justru terbuka perkebunan warga, dengan jalan setapak yang jelas meskipun perlu waspada karena dekat tebing tanah.

Puncaknya menawarkan panorama alam 360° yang memukau. Warginet bisa menyaksikan dataran Garut, Gunung Guntur di barat, perbukitan dan Gunung Talagabodas di timur, serta hamparan perkebunan hijau yang menenangkan.

Lainnya, Gunung Sadahurip bebas tiket, buka 24 jam, dan cocok untuk trekking ringan, fotografi, maupun sekadar menikmati ketenangan alam tanpa biaya.

Gunung Sadahurip punya potensi wisata luar biasa, bahkan disebut-sebut sebagai “Dieng-nya Garut” karena keindahan alamnya yang eksotis. Pemerintah daerah terdahulu sempat berencana memperkuat akses dan sarana, seperti infrastruktur jalan, tempat anjungan, dan spot swafoto untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.

Menurut analisis yang lebih menyeluruh, penting untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan guna menjaga ekosistem, melibatkan masyarakat lokal, memberdayakan nilai budaya, serta memastikan akses wisata tidak merusak alam dan warisan budaya sekitar.

Gunung Sadahurip adalah contoh menarik bagaimana alam, budaya, dan imajinasi bersama membentuk cerita populer. Meskipun mitos piramida telah dipatahkan, narasi tersebut mampu menarik perhatian publik. Selama secara bijak dikelola, kisah mistisnya tetap memberikan daya tarik tambahan bagi para wisatawan.

Kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat lokal sangat penting untuk mewujudkan destinasi yang tidak hanya menarik tetapi juga berkelanjutan, menjadikan sebuah tempat yang ramah alam, menghormati kebudayaan, dan memikat wisatawan dengan keaslian pesonanya.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.