Beranda Paraji: Siapa Mereka, dan Mengapa Masih Dipercaya dalam Proses Kelahiran?
ADVERTISEMENT

Paraji: Siapa Mereka, dan Mengapa Masih Dipercaya dalam Proses Kelahiran?

1 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Paraji: Siapa Mereka, dan Mengapa Masih Dipercaya dalam Proses Kelahiran?, Source: Instagram @sabelanage

Paraji tetap dipercaya dalam proses kelahiran karena perannya menjaga nilai budaya serta hubungan spiritual masyarakat Sunda hingga kini.

Paraji sebagai sosok penting dalam budaya Sunda karena perannya dalam mengaitkan proses kelahiran dengan nilai spiritual serta ikatan adat. Meskipun fasilitas kesehatan modern semakin mudah diakses, wibawa Paraji tetap bertahan melalui kedekatannya dengan keluarga serta tradisi yang diwariskan antar generasi.

Baca juga: Rekomendasi Olahraga yang Cocok untuk Ibu Hamil di Trimester Pertama

Sosok Paraji

Melansir dari nationalgeographic.grid.id, Paraji dianggap sebagai pendamping kelahiran yang menyatukan keterampilan dalam merawat tubuh dengan doa leluhur. Dalam kajian Sunda, istilah “paraji” berasal dari “purah” dan “jiji,” yaitu menggambarkan peran membersihkan serta menjaga keselamatan ibu dan bayi saat proses melahirkan.

Sebutan “indung beurang” memperkuat posisi Paraji sebagai figur yang membawa bayi dari alam gelap kandungan menuju alam terang kehidupan sosial. Dalam budaya Sunda, perannya bukan sekadar teknis melainkan juga sebagai simbolik karena menjaga hubungan antara manusia, alam, serta karuhun dalam setiap proses kelahiran.

Peran dan Tantangan

Ketidakpahaman medis sering membuat Paraji dinilai menjadi penyebab kegagalan persalinan, terutama pada masa ketika standar kebersihan belum dikenal luas. Berdasarkan catatan Dienst der Volksgezondheid tahun 1920-an, memperlihatkan bahwa persalinan dilakukan tanpa alat steril sehingga risiko semakin meningkat, bukan semata-mata karena tindakan Paraji yang terbatas.

Upaya perbaikan hadir melalui program pelatihan seperti “Dukun Anak Terdaftar” untuk mengenalkan antiseptik serta praktik higienis. Arsip Nasional RI mencatat pelatihan serupa di RS Bersalin Panti Yuwono Godean tahun 1955. Namun warga masih lebih percaya pada Paraji karena kedekatan sosialnya serta pengakuan budaya yang mereka miliki.

Upacara Kelahiran

Kampung Adat Banceuy menunjukkan bagaimana Paraji memimpin upacara Ngabangsar pada usia kehamilan tertentu, sebagai bentuk doa keselamatan ibu dan bayinya. Ritual tersebut menekankan pentingnya hubungan sosial dan spiritual dalam menjaga proses kelahiran, menggambarkan posisi Paraji yang sangat melekat pada identitas budaya.

Sehabis kelahiran, Paraji terlibat dalam Naderan hingga Hajat Puput Puser sebagai tanda penyucian dan doa perlindungan bagi bayi. Abah Darso menyebut prosesi tersebut sebagai simbol membuang hal-hal buruk. Paraji merawat bayi dengan memanfaatkan bahan alami, seperti kunyit sebagai antiseptik sekaligus bentuk keberlanjutan tradisi.

Baca juga: Nenjrag Bumi: Ritual Agar Bayi Tidak Kagetan

Nah Warginet, kehadiran Paraji menandakan bahwa kelahiran tidak hanya dipandang secara medis, tetapi juga sebagai warisan budaya yang menjaga hubungan manusia, leluhur, serta alam. Paraji menjadi penjaga nilai sekaligus penyampai doa yang terus bertahan meskipun kesehatan modern semakin berkembang.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.