Beranda Mengenal Lebih Dalam Kesenian Tutunggulan Dangiang
ADVERTISEMENT

Mengenal Lebih Dalam Kesenian Tutunggulan Dangiang

7 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Mengenal Lebih Dalam Kesenian Tutunggulan Dangiang (Source:JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BANGSA STAI Riyadhul Jannah Subang)

Tutunggulan Dangiang adalah kesenian yang berawal dari daerah Kecamatan Banjarwangi. Lahir dari kebiasaan masyarakat yang dilakukan nenek moyang secara turun temurun. 

Kesenian Tutunggulan Dangiang mengalami berbagai perkembangan, khususnya perkembangan zaman sekarang sudah semakin maju. Menurut seorang tokoh seni tradisional Dangiang, Bp. Anom seni Tutunggulan Dangiang ini mulai ada dan berkembang sejak turunnya agama Hindu. 

Awal dari lahirnya kesenian tutunggulan ini karena kebiasaan masyarakat itu sendiri dalam bertani. Sebuah Alat yang digunakan untuk menumbuk padi, yaitu halu dan lisung yang dipakai pada kesenian ini.

Mulai dari kebiasaan menumbuk padi itulah kesenian Tutunggulan muncul, sambil terciptalah bunyi yang membuat irama yang menghibur bagi masyarakat ketika panen tiba. 

Hasil kreasi tersebut kemudiann juga dinikmati oleh masyarakat dan lambat laun mulai diakui sebagai kesenian khas daerahnya. Selain itu, dulu fungsi dari Tutunggulan Dangiang adalah untuk memanggil masyarakat agar berkumpul terhadap sesuatu hal yang ingin dibicarakan. Secara tidak langsung Tutunggulan ini menjadi media dakwah dalam agama Islam. 

Jadi, sebelum berubah menjadi kesenian, tutunggulan Dangiang dipakai sebagai alat komunikasi. Namun saat sudah menjadi kesenian, fungsi sebagai komunikasi masih tetap ada yang digunakan sebagai pemberitahuan calon laki-laki telah tiba. Selain sebagai alat komunikasi, kesenian ini juga sebagai bentuk hiburan. 

Baca juga: Suparma Sastra Direja: Tokoh PKI Garut dalam Pengasingan Belanda

Lagu atau irama dalam kesenian ini terdiri dari bubuka dengan lagu sholawat Nabi dengan lenggam beluk. Lagu kedua diisi dengan Istigfar dengan laras pelog. Dan untuk ketiga, menyanyikan lagu pemujia kepada pencipta, yaitu Allah Swt. 

Gerakan atau tarian yang ditampilkan pada kesenian tutunggulan bertujuan untuk memberikan sajian yang lebih aktraktif dan dapat menarik minat masyarakat dalam menyaksikan seni tutunggulan. Dan di zaman ini, tutunggulan banyak dipakai untuk (mapag panganten laki-laki).

Permainan Kesenian Tutunggulan Dangiang

Dikuti dari buku "Kesenian Tradisional Kabupaten Garut Jawa Barat", pemain dari kesenian ini adalah perempuan dengan jumlah delapan orang. 

- dua orang sebagai pemegang Halu indung

- satu orang pemegang halu Koprek

- satu orang pemegang halu mamanis

- dua orang pemegang halu ngalima

- dua lainnya memegang nyiru 

Busana yang digunakan pada saat kesenian ini berlangsung adalah, pemain memakai sinjang, kain kebaya, dan menggunakan tutup kepala (kerudung). 

Baca juga: Mengenal Achdiat Karta Mihardja, Sastrawan Fenomenal Asal Garut

Kesenian ini biasanya ditampilkan saat memperingati hari kemerdekaan Indonesia,Muharaman dan Maulid Nabi. Namun, acara hajatan juga sering dipakai seperti pada acara pernikahan. 

Karena di zaman sekarang kurangnya minat masyarakat terhadap kesenian ini, dan intensitas pertunjukan kesenian tersebut semakin berkurang, Tutunggulan Dangiang jadi kesenian yang hampir punah. Hal tersebut muncul karena generasi muda sekarang ini sudah mulai kurang berminat kepada kesenian tradisional. 

Sumber : 

buku "Kesenian Tradisional Kabupaten Garut Jawa Barat" oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Tahun 2021

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BANGSA "Kolaborasi Masyarakat dan Mahasiswa Dalam Praktik dan Pengenalan Seni Tutunggulan Di Desa Mekarjaya Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta," tahun 2023.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.