Beranda Mengenal Nyalin, Tradisi Unik Masyarakat Sunda yang Masih Lestari
ADVERTISEMENT

Mengenal Nyalin, Tradisi Unik Masyarakat Sunda yang Masih Lestari

7 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Mengenal Nyalin, Tradisi Unik Masyarakat Sunda yang Masih Lestari (source:aktual.com)

Tradisi Nyalin adalah tradisi unik masyarakat Sunda, terutama petani di Karawang, yang dilakukan saat menjelang panen padi. 

Tradisi Nyalin bukan sekadar hanya ritual biasa, tetapi juga merupakan bentuk persiapan untuk musim tanam selanjutnya dengan cara menyalinkan benih terbaik untuk ditanam kembali. 

Nyalin berarti menyalin. Artinya pada tradisi ini petani mengganti hasil panennya dengan benih yang terbaik untuk ditanam kembali dengan bertujuan menghasikan bibit yang terbaik. 

Tradisi ini juga menjadi bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan penghormatan terhadap Dewi Sri (Nyi Pohaci Sanghyang Sri) atas hasil panen yang diberikan.

Baca juga: Menelusuri Jejak Awal Kedatangan Penduduk di Jawa Barat

Dikutip dari jatimnetwork, petani memotong beberapa tangkai padi yang bagus selama proses Nyalin untuk disimpan di lumbung sebagai benih.

Para petani percaya dengan melakukan tradisi Nyalin ini adaalah cara untuk meminta kepada sang Pencipta untuk memanen hasil dari pertanian mereka. Untuk memastikan prosesi Nyalin berjalan lancar, petani berkonsultasi dengan "guguni" atau pemimpin setempat.

Proses tradisi Nyalin ini menyiapkan sesajen, daun, dan perlengkapan lainnya. Dimulai dengan membakar kemenyan dan membaca rajah sebagai pembuka, meminta izin kepada Tuhan. Lima tangkai padi yang telah dipilih dengan teliti kemudian dibungkus dengan kain putih dan disimpan sebagai benih untuk ditanam di masa mendatang.

Baca juga: 6 Profil Bupati Garut yang Tak Banyak Orang Tahu

Dilakukan pada saat pukul 15.00 atau 16.00 sore di sawah yang akan dilakukan pemanenan. Mereka percaya tradisi ini akan memberikan banyak keberkahan dan keberhasilan memanen mereka. Sampai saat ini tradisi Nyalin masih dilakukan oleh masyarakat Sunda.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.