ADVERTISEMENT
Beranda Mengenal Sejarah dan Peran MAPALA dalam Dunia Kampus

Mengenal Sejarah dan Peran MAPALA dalam Dunia Kampus

15 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Mengenal Sejarah dan Peran MAPALA dalam Dunia Kampus, Source: Instagram @mapala_ui

MAPALA adalah organisasi kampus yang lahir dari semangat cinta alam dan terus berperan aktif dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan karakter mahasiswa.

Pernahkah Warginet melihat sekelompok mahasiswa yang melakukan pendakian sambil membawa bendera organisasi kampusnya? Bisa jadi mereka merupakan bagian dari Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA). Organisasi ini bukan sekadar wadah bagi pecinta alam, melainkan memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam kehidupan kampus hingga saat ini.

MAPALA hadir sebagai jawaban dari keresahan mahasiswa terhadap masalah lingkungan dan minimnya wadah untuk mengembangkan jiwa petualang secara terarah. Dari sini, muncul semangat untuk mencintai dan menjaga alam dikombinasikan dengan aktivitas edukatif, sosial, sampai kemanusiaan.

Baca juga: Pentingnya Pembagian Peralatan dalam Aktivitas Pendakian Gunung

Sejarah Lahirnya MAPALA di Indonesia

MAPALA pertama kali hadir pada tahun 1964 di Universitas Indonesia melalui organisasi bernama MAPALA UI. Gagasan ini datang dari mahasiswa yang ingin memiliki ruang beraktivitas di alam bebas tanpa mengesampingkan aspek akademik. Salah satu tokoh penting dalam lahirnya MAPALA UI ialah Soe Hok Gie, seorang aktivis dan intelektual muda yang dikenal sebagai sosok kritis dan mencintai alam.

Seiring berjalannya waktu, gerakan ini meluas ke berbagai kampus di Indonesia dan menjadi bagian dari identitas mahasiswa yang mencintai alam, tangguh, serta sadar akan lingkungan. Organisasi MAPALA kemudian menjadi pelopor dalam berbagai aksi lingkungan, seperti reboisasi, penanganan bencana, hingga advokasi pelestarian kawasan hutan. Banyak tokoh nasional yang dulunya aktif di MAPALA dan menggerakkan semangat peduli lingkungan ke ranah kebijakan.

Peran MAPALA dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa

Lebih dari sekadar organisasi pencinta alam, MAPALA dikenal sebagai “sekolah kedua” bagi para anggotanya. Mereka dilatih untuk berpikir kritis, disiplin, serta dapat bekerja sama dalam kondisi ekstrem. Proses pembelajaran yang diberikan MAPALA meliputi kemampuan survival, navigasi darat, konservasi alam, hingga manajemen kegiatan besar seperti ekspedisi.

MAPALA juga berperan aktif dalam kegiatan sosial kemanusiaan, seperti memberikan bantuan bagi korban bencana alam. Hal ini membuktikan bahwa MAPALA bukan sekadar mendaki gunung, tetapi juga merupakan bagian dari gerakan kemanusiaan. Nilai solidaritas, persaudaraan, dan tanggung jawab menjadi karakter utama yang dibentuk melalui berbagai kegiatan organisasi ini.

Baca juga: Eksotisme Gunung Cikuray: Samudera Awan di Atap Garut

Dari sejarahnya yang panjang hingga peranannya yang luas, MAPALA menjadi organisasi yang sangat berpengaruh dalam dunia kampus. Jika kamu ingin berkembang tidak hanya secara intelektual tetapi juga secara mental dan sosial, MAPALA dapat menjadi wadah yang tepat. Yuk, mulai peduli lingkungan dan temukan dirimu yang baru lewat petualangan bersama MAPALA!

 

Sumber: Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan Kehidupan Kota. Jurnal Studi Pemuda - journal.ugm.ac.id

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.