Batik Garut SHD: Simbol Budaya yang Sarat Nilai Matematika
Batik Garut SHD mengandung makna budaya sekaligus menyimpan unsur etnomatematika seperti bangun datar dan transformasi geometri.
Pernahkah Warginet berpikir bahwa matematika dapat ditemukan dalam sehelai kain batik? Salah satu contoh batik yang dimaksud ialah karya dari merek SaHa Deui (SHD). Batik bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga bisa sebagai media pembelajaran matematika yang dikenal dengan istilah etnomatematika.
Motif-motif batik ini penuh dengan nilai filosofis, sejarah lokal, serta mengandung konsep matematika seperti pola bilangan serta transformasi geometri.
Baca juga: Surabi Papandayan, Kuliner Legendaris Favorit Warga Garut
Makna Budaya dan Nilai Matematika dalam Motif Batik SHD
Terdapat empat motif dari Batik SHD, yaitu Batik Sidamukti, Kombinasi Turih Wajit Merak Ngibing, Adumanis, serta Carang Ayakan, yang mempunyai makna dan nilai budayanya sendiri. Sebagai contoh, Batik Sidamukti menggambarkan keberanian dan harapan lewat simbol burung, candi, sampai bunga malinjo. Dalam istilah matematika, motif ini memperlihatkan pola bilangan ganjil dan aritmetika, serta bentuk segitiga sama kaki dan belah ketupat.
Motif Kombinasi Turih Wajit Merak Ngibing menggambarkan keharmonisan sosial serta peduli sesama. Dalam pandangan matematis, terdapat jajar genjang, persegi panjang, dan konsep transformasi translasi dan dilatasi. Selain itu, Batik Adumanis mencerminkan tentang keindahan dalam keragaman.
Motifnya mencakup bentuk lingkaran, oval, segitiga sama kaki, serta pergeseran objek yang menunjukkan translasi. Batik Carang Ayakan, inspirasinya dari alat penangkal nyamuk tradisional, juga mengandung unsur matematika berupa persegi, persegi panjang, serta transformasi refleksi dan rotasi.
Etnomatematika: Menyatukan Pendidikan dan Pelestarian Budaya
Batik Garut SHD merupakan bukti nyata bahwa pembelajaran matematika dapat bersifat kontekstual serta dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan memanfaatkan pendekatan etnomatematika, para guru dan pelajar bisa menjadikan budaya lokal sebagai sarana edukatif. Pola, bentuk, dan transformasi geometri dari motif batik dapat menjadi media belajar menyenangkan, sekaligus memperkuat identitas budaya.
Setiap motif tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mengandung makna filosofi mendalam. Contohnya, motif surutu dalam berbagai batik menegaskan pentingnya keterikatan sosial. Motif malinjo yang digunakan sebagai pembatas juga menggambarkan keteraturan dalam pola. Hal tersebut membuktikan bahwa batik bukan sekadar kain, melainkan sebagai sarana edukasi dan pelestarian nilai luhur masyarakat Garut.
Baca juga: Ini Dia Daftar Stasiun di Garut, Catat Ya!
batik bukan hanya soal estetika, tapi juga menyimpan ilmu matematika dan nilai sosial budaya yang kuat. melalui batik Garut SHD, kita tidak hanya diajak mengapresiasi seni, tetapi juga diajak memahami bahwa matematika bisa hadir dalam bentuk yang indah dan penuh makna. Konsepsi etnomatematika tersebut menjelaskan bahwa budaya lokal dan pelajaran sekolah bisa berjalan beriringan.
Sumber: Etnomatematika pada batik garut asli saha deui (shd). Jurnal Inovasi Pembelajaran Matematika: PowerMathEdu (PME)
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.