Mengenang Ali Moertopo: Arsitek Strategi Politik Orde Baru yang Berpulang pada 15 Mei 1984
Pada 15 Mei 1984, Indonesia kehilangan salah satu tokoh penting dalam sejarah politik Orde Baru, Letnan Jenderal Ali Moertopo. Sepanjang kiprahnya, Ali dikenal sebagai perumus strategi dan pemikir kebijakan politik yang berpengaruh besar di lingkaran dekat Presiden Soeharto.
Gagasan-gagasannya terdokumentasi dalam tiga buku utama, salah satunya berjudul Dasar-dasar Pemikiran tentang Akselerasi Modernisasi Pembangunan 25 Tahun. Dua buku lainnya lebih merupakan refleksi dan kompilasi atas kontribusinya selama masa pengabdian.
Sebagai salah satu jenderal paling berpengaruh dalam struktur kekuasaan Orde Baru, Ali memainkan peran kunci dalam merumuskan, membentuk, hingga memantapkan kerangka sistem politik yang menopang stabilitas pemerintahan Soeharto.
Baca Juga: Peristiwa Kelam 10 Mei 1963 - Kerusuhan Anti Tionghoa di Bandung
Salah satu konsep strategisnya yang paling dikenal adalah floating mass atau massa mengambang, sebuah gagasan yang menyarankan agar masyarakat tidak terikat secara permanen pada partai politik tertentu. Menurutnya, sebagian besar rakyat Indonesia, terutama yang tinggal di pedesaan dan belum sepenuhnya tersentuh modernisasi, belum siap untuk terlibat dalam dinamika politik yang kompleks.
Tujuan utama dari konsep ini adalah untuk menjaga rakyat dari pengaruh pertentangan ideologis antar partai yang bisa memicu instabilitas. Ali meyakini bahwa pembangunan ekonomi dan pendidikan harus menjadi prioritas utama sebelum masyarakat diajak aktif berpolitik.
Pemikiran ini kemudian diadopsi menjadi kebijakan resmi oleh pemerintahan Orde Baru. Lebih jauh lagi, prinsip-prinsipnya dijadikan fondasi dalam perumusan strategi Pembangunan Jangka Panjang yang disahkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ali Moertopo bukan sekadar jenderal, tetapi juga arsitek intelektual di balik strategi pembangunan nasional Orde Baru.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.