Nyeupah, Tradisi Kolot Baheula Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut yang Kini Mulai Punah


Mengunyah daun sirih merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Di masyarakat Sunda, tradisi ini dikenal dengan nama "Nyeupah". 

Nyeupah bisa diartikan sebagai meuleupeh atau mengunyah daun sirih mentah yang sudah diisi dengan rempah-rempah seperti gambir, apu, jambe, kapulaga, cengkih, yang kemudian dilipat dan diseupah. 

Menurut sejarahnya, kebiasaan mengkonsumsi daun sirih ini sudah dilakukan oleh nenek moyang sejak pertengahan abad ke -15, di mana bangsa Cina, India, Persia, Eropa pada saat itu tengah melakukan transaksi rempah-rempah di Nusantara. 

Sementara dalam catatan sejarah Sunda, keberadaan tanaman sirih di tanah Sunda diprediksi sudah ada pada tahun 1400 atau 1500 tahu lalu, tepatnya dalam naskah Bujangga Manik. Di masa lalu, kegiatan Nyeupah sama halnya seperti ngopi dan merokok. Masyarakat zaman dahulu biasanya menjadikan Nyeupah sebagai kegiatan cuci mulut atau untuk menyegarkan mulut setelah makan.

Selai itu, terdapat banyak khasiat dalam Nyeupah, salah satunya adalah untuk kesehatan gigi dan mulut. Bahan-bahan yang dikunyah dan diseupah dipercaya dapat memperkuat gigi dan menyehatkan rongga mulut.  Ini karena mengunyah daun sirih dan biji pinang bisa memicu produksi air liur. Air liur mengandung beragam jenis protein dan mineral yang baik untuk menjaga kekuatan gigi serta mencegah penyakit gusi.

Selain karena khasiatnya, masyarakat Sunda telah mengenal Nyeupah dengan filosofi di dalamnya. Salah satunya adalah pandangan hidup masyarakat Sunda, yakni tekad, ucap, dan lampah.  

Kegiatan Nyeupah juga erat kaitannya dengan simbol kehidupan masyarakat Sunda. Buah pinang dan gambir yang berwarna kuning kecoklatan merupakan simbol daging. Kapur sirih yang berwarna putih merupakan simbol tulang. Sedangkan daun sirih merupakan simbol kulit yang membungkus daging dan tulang. Oleh karena itu seupah itu sendiri dapat diartikan sebagai simbol manusia. Sehingga mengkonsumsinya dapat diartikan sebagai pelajaran mengenai kehidupan itu sendiri.

Data: Diolah dari Berbagai Sumber


0 Komentar :

    Belum ada komentar.