Perjuangan Haji Hasan Arif, Ulama Garut dalam Melawan Pajak Pemerintah Kolonial
Haji Hasan Arif memimpin perlawanan Cimareme 1919 di Garut melawan pajak kolonial Belanda yang menindas rakyat, menjadi catatan penting sejarah perlawanan ulama.
Sejarah Garut mencatat perjuangan besar tokoh ulama kharismatik yaitu Haji Hasan Arif dalam menentang penindasan pemerintah kolonial. Peristiwa yang dikenal sebagai Pemberontakan Cimareme 1919 ini hadir menjadi wujud perlawanan rakyat terhadap pajak serta pungutan yang sangat memberatkan.
Baca juga: Gerakan Antipajak dan Aksi Perlawanan Revolusioner
Latar Belakang Pajak Kolonial
Sejak awal abad ke-19 Pemerintah kolonial Belanda sudah menetapkan berbagai sistem pajak yang membebani rakyat. Mulai dari kerja paksa Daendels, sewa tanah Raffles, hingga tanam paksa Van den Bosch, semuanya menggambarkan wajah eksploitasi.
Ketika Perang Dunia Pertama berakhir, rakyat Garut semakin terjepit karena pemerintah kolonial mewajibkan penjualan padi dengan harga yang diputuskan sepihak. Kondisi ini memperparah ekonomi masyarakat, hingga menimbulkan protes keras dari tokoh-tokoh ulama termasuk Haji Hasan Arif.
Haji Hasan Arif Memimpin Perlawanan
Sebagai ulama sekaligus petani, Haji Hasan Arif menentang aturan wajib setor padi lantaran memberatkan rakyat kecil. Ia mengungkapkan penolakan kepada lurah dan camat, bahkan mengirim surat resmi kepada Bupati Garut agar aturan tersebut dikaji ulang.
Namun, aspirasi itu justru ditolak dan laporan pemerintah menyebutkan Haji Hasan Arif tengah menyiapkan pemberontakan. Bersama para pengikutnya, ia akhirnya memilih melawan dan menjadikan semangat jihad sebagai dasar perjuangan menolak kezaliman pajak.
Akhir Tragis dan Warisan Perjuangan
Pemerintah kolonial menanggapi dengan pengerahan polisi dan militer untuk mengurung Cimareme. Rumah Haji Hasan Arif diserang, perlawanan rakyat dipatahkan, dan sang ulama gugur dengan luka tembak di kepala pada Juli 1919.
Walau berakhir mengenaskan, perjuangan Haji Hasan Arif menjadi simbol keberanian ulama dan rakyat Garut dalam mewujudkan keadilan. Kisah ini juga menunjukkan peran Sarekat Islam dalam membentuk gerakan bawah tanah melawan kolonialisme Belanda.
Baca juga: Jejak Charlie Chaplin Saat Singgah di Garut
Nah Warginet, kisah Haji Hasan Arif di Cimareme tidak sekadar sejarah, tetapi juga cermin kekukuhan hati dalam membela keadilan. Semoga semangat perjuangan ulama Garut ini terus menginspirasi generasi muda agar mencintai tanah air dan melawan segala bentuk penindasan.
Source: nu.or.id
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.