Potensi Teh Kejek Sebagai Wisata Gastronomi Garut


Wisata gastronomi meurpakan slah satu usaha untuk mendatangkan wisatawan dan memperkenalkan seni dan juga budaya kuliner di suatu daerah. Teh Kejek salah satu produk beverage dari Garut ini memiliki potensi untuk dijadikan sebagai objek wisata gastronomi yang ada di Garut.

Teh kejek merupakan teh yang memiliki nilai yang ada di Garut, teh ini sudah ada sejak zaman Hindia Belanda dan menjadi teh kesukaan kaisar Jepang. Teh Kejek ini tidak setenar teh-teh lainnya. Namun, teh kejek ini memiliki seninya tersendiri. Proses membuat teh kejek ini mengandung proses yang mengandung seni.

Seperti namanya, teh kejek diambil dari bahasa sunda “jejek” yang artinya diinjak karena proses pembuatan teh ini harus diinjak-injak terlebih dahulu untuk mengeluarkan getah dari dalam daun teh. Mungkin terdengar tidak higienis, tapi proses penginjakan ini menggunakan sepatu khusus berbahan plastik yang hanya digunakan untuk menginjak-injak daun teh.

Proses pembuatan teh ini bisa menjadi tontonan yang dapat dinikmati oleh para wisatawan dan sembari mempelajari mengapa menginjak-injak teh masuk ke dalam proses pembuatan teh kejek. Dalam proses ini para wisatawan mendapatkan ilmu dan pengetahuan serta memahi seni dari proses pembuatan teh kejek tersebut.

Selain itu, teh kejek juga menjadi salah satu minuman yang disungguh dalam tradisi nyaneut yakni tradisi minum teh khas sunda. Setelah mempelajari cara membuat teh, para wisatawan dapat mempelajari dan terlibat dalam tradisi nyaneut yang juga masuk ke dalam kebudayaan masyarakat Garut, khususnya kebudayaan dan tradisi masyarakat Desa Cigedug tempat di mana teh kejek berasal.

Selain mempelajari teh kejek seperti proses pembuatan hingga tradisi meminum teh, para wisatawan juga dapat mempelajari kehidupan masyarakat di Desa Cigedug di mana tempat pabrik teh kejek berada. Sehingga dalam wisata gastronomi tidak hanya mempelajari makanan dan minumannya saja, melainkan hal-hal yang terkait dengan makanan dan minuman serta lingkungan yang ada disekitarnya.


Sumber : Sarah Nur Hamidah, Dewi Turgarini, Indiryani Handyastuti, Preservation of Kejek Tea as a Gastronomic Legacy of Garut Regency on The Journal Gastronomy Tourism (2014)


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka