Beranda Raden Hadji Moehammad Moesa Pelopor Sastra Sunda
ADVERTISEMENT

Raden Hadji Moehammad Moesa Pelopor Sastra Sunda

13 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Raden Hadji Moehammad Moesa Pelopor Sastra Sunda, Source: klipa.id

Raden Hadji Moehammad Moesa adalah tokoh sastra Sunda dari Garut yang berperan dalam pendidikan, keagamaan, serta perkembangan budaya di masa kolonial.

Raden Hadji Moehammad Moesa merupakan tokoh penting dalam sejarah kebudayaan Sunda yang lahir dari lingkungan priyayi Limbangan di Garut. Ia memanfaatkan kedudukannya bukan untuk kekuasaan administratif, melainkan demi memperkuat tradisi keagamaan, literasi, hingga pendidikan warga setempat.

Baca juga: 10 Tokoh Nasional Asal Garut dari Peletak Dasar Kota Hingga Maestro Lintas Benua

Konteks Sosial Moesa

Raden Hadji Moehammad Moesa lahir pada tahun 1822 sebagai keturunan bangsawan dari keluarga patih Limbangan, memberinya akses pendidikan pesantren yang baik sejak muda. Melansir dari klipaa.id, lingkungan sosial priyayi pada zaman itu berada di bawah sistem kolonial Hindia Belanda yang memanfaatkan struktur adat lokal.

Pada tahun 1864, ia dipilih sebagai Penghulu Besar Kabupaten Limbangan serta bertanggung jawab terhadap urusan keagamaan hingga pembinaan moral masyarakat. Sikapnya yang menolak jabatan administratif kolonial memperlihatkan dedikasinya pada bidang agama dan pelayanan sosial dibandingkan struktur kekuasaan.

Relasi Moesa dan Kolonial

Pertemanan antara Raden Hadji Moehammad Moesa dan Karel Frederik Holle memperluas jangkauan intelektual serta akses penerbitan karya sastra Sunda ke Batavia. Mengutip dari klipaa.id, kedekatan tersebut digunakan Moesa secara strategis guna memperkuat pendidikan, pertanian, hingga pengembangan budaya lokal.

Melalui kolaborasi tersebut, pemerintah kolonial memberi Moesa posisi kehormatan karena kecakapannya dalam mengelola urusan agama dan hubungan sosial. Pemerintah bahkan menjanjikan penghargaan bagi keturunannya, menunjukkan pengakuan resmi atas pengaruh serta kontribusinya di wilayah Priangan.

Karya dan Pengaruh Moesa

Raden Hadji Moehammad Moesa menciptakan berbagai wawacan seperti Panji Wulung, Purnama Alam, dan Rengganis yang menjadi tiang sastra Sunda cetak. Melansir dari balai bahasa Jawa Barat, karya-karyanya dicetak menggunakan huruf Sunda-Jawa dan Latin sehingga menjadi penghubung dari tradisi lisan menuju tradisi baca.

Selain karya sastra, Moesa juga menulis teks keagamaan, adat, dan pendidikan untuk memperluas literasi penduduk Sunda. Dampak intelektualnya berlanjut melalui keturunannya, termasuk Nyi Raden Ayu Lasminingrat yang terkenal sebagai penggagas pendidikan perempuan di wilayah Priangan.

Baca juga: Soeria Kartalegawa, Bupati Garut Yang Pro Belanda

Nah Warginet, jejak Raden Hadji Moehammad Moesa membuktikan bahwa kecerdasan, jaringan sosial, serta komitmen pada budaya dapat menjadi kekuatan pembaruan masyarakat. Warisan pemikirannya terus hidup, menjadi landasan yang esensial bagi perkembangan sastra dan pendidikan di Garut serta tanah Sunda.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.