Rumor Suara Gemuruh dari Gunung Guntur di Tahun 1931


Pada tahun 1931 masyarakat Garut khususnya yang tinggal di kaki Gunung Guntur ramai dengan tersebarnya rumor ada suara gemuruh yang berasa dari Gunung Guntur. Masyarakat Garut merasa ketakutan karena Gunung Guntur dikenal sebagai gunung aktif dan bisa memuntahkan lava kapan saja.

Rumor ini membuat warga resah hingga akhirnya pemerintah Hindia Belanda mendatangkan vulkanologis dari Bandung. Inspektor vulkanologis memeriksa beberapa titik di Gunung Guntur seperti di Kawah Manoek. Pemeriksaan dilakukan di Kawah Manoek dan tidak ada penemuan signifikan, keadaan Kawah Manoek masih sama seperti sebelum adanya rumor gemuruh.

Suhu Kawah Manoek masih memiliki suhu di ambang batas normal yakni berada dikisaran 95 derajat sampai 98 derajat celsius. Kemudian lumpur panas di Kawah Manoek juga masih berada dikisaran normal yakni 65 derajat sampai 82 derajat celsius. Selain itu, tidak banyak ditemukan gas sulfur.

Pemeriksaan abrasi dilakukan, terdapat beberapa abrasi namun hal tersebut bukan disebabkan oleh aktivitas Gunung Guntur. Penelusuran suara abrasi juga dilakukan di berbagai kawah di dekat area puncak gunung hingga kawah disekitar Gunung Geulis dan Arupujan di mana suhu kawah di sana memang ada peningkatan namun masih dalam batas normal yakni 90 derajat celsius.

Ketua tim vulkanologis, Tuan de Kroon menilai bahwa tidak ada perubahan yang disebabkan oleh aktivitas vulkanis gunung, bahkan tidak ada gas sulfur yang disebut sebagai penyebab suara gemuruh. Jadi rumor tentang suara gemuruh di Gunung Guntur merupakan rumor yang tidak terbukti dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

 

 

 

 

Sumber : De Indische Courant 23 Maret 1931


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka