Sejarah Kerajaan Pajajaran


Kerajaan Pajajaran adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di wilayah Pakuan, yang kini dikenal sebagai Bogor, Jawa Barat. Didirikan pada tahun 923 M oleh Sri Jayabhupati, kerajaan ini menguasai wilayah yang meliputi sepertiga hingga seperdelapan pulau Jawa. Menurut peta Portugis, pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Bogor, dan wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jakarta, serta Jawa Barat.

 

 Masa Kejayaan

Kerajaan Pajajaran mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja, yang lebih dikenal sebagai Prabu Siliwangi, antara tahun 1482 hingga 1521 M. Pada periode ini, sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem feodal, di mana posisi tertinggi dipegang oleh seorang Prabu atau raja. Dalam struktur sosial ini, Prabu Siliwangi dikenal sebagai sosok yang memegang kendali penuh atas pemerintahan dan kehidupan masyarakat.

 

Agama utama yang dianut pada masa itu adalah Hindu Syiwa, sebagaimana tercatat dalam prasasti Kawali dan Sahyang Tapak. Selain Hindu Syiwa, terdapat juga penganut Hindu Waisnawa dan Budha. Ketiga agama ini hidup berdampingan dengan tingkat toleransi yang tinggi di antara para pemeluknya. Kehidupan ekonomi Kerajaan Pajajaran sangat bergantung pada kegiatan agraris seperti bercocok tanam dan perdagangan, yang mendukung kesejahteraan masyarakat.

 

  Runtuhnya Kerajaan Pajajaran

Memasuki abad ke-15, pengaruh Islam mulai menyebar ke Nusantara, mengancam keberadaan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, termasuk di tanah Pasundan. Untuk mempertahankan ajaran Hindu-Buddha, Raja Sunda melakukan pemindahan pusat pemerintahan dari Kawali (Ciamis) ke Pakuan (Bogor), menjadikan Kerajaan Pajajaran sebagai benteng terakhir bagi ajaran Hindu-Buddha di kawasan ini.

 

Namun, pada tahun 1579, Kerajaan Pajajaran akhirnya runtuh akibat serangan dari Kesultanan Banten, sebuah kerajaan Islam. Keruntuhan ini ditandai dengan pemindahan Palangka Sriman Sriwacana, singgasana raja Pajajaran, dari Pakuan ke Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Serangan ini menandai akhir kekuasaan Pajajaran dan pengambilalihan wilayahnya oleh kekuatan baru yang muncul di Nusantara.

 

Sumber: Berbagai sumber


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka