Beranda Sejarah Lumpia Basah, Kuliner Khas Jawa Barat dengan Cita Rasa Unik
ADVERTISEMENT

Sejarah Lumpia Basah, Kuliner Khas Jawa Barat dengan Cita Rasa Unik

3 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Sejarah Lumpia Basah, Kuliner Khas Jawa Barat dengan Cita Rasa Unik (Source:resepkoki)

Sajian yang berbeda dengan jenis lumpia goreng, Lumpia Basah ini banyak dicari dan menjadi jajanan unik yang memiliki sejarah dari akar budaya yang kuat. 

Kulit lumpia ini bentuknya seperti lembaran adonan yang sangat tipis, yang biasanya terbuat dari campuran tepung terigu, air, garam, dan sedikit minyak, yang berfungsi sebagai pembungkus isian untuk berbagai hidangan. 

Lembaran adonan tipis tersebutlah yang biasanya digunakan untuk berbagai isian seperti wortel, sosis, atau aneka toping makanan lainnya yang biasanya disajikan dengan kulit lumpia. Seperti contohnya hidangan lumpia goreng, piscok, dan lumpia basah. 

Salah satu menu yang banyak digemari dengan menggunakan kulit lumpia adalah lumpia basah. Dibandingkan dengan lumpia goreng, lumpia basah ini bisa meningkatkan gula darah lebih tinggi pada menit ke-60, tetapi turun lebih cepat dari lumpia goreng setelah dikonsumsi.

Baca juga: Es Sinar Garut: Es Campur Legendaris yang Jadi Favorit Warga Ibu Kota

DIlihat dari sejarahnya, kehadiran lumpia basah ini terkenal di Semarang, yang merupakan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa yang telah ada saat abad ke-19. Kulit nya yang lembut menjadi ke khas an dalam kulit ini, isinya yang segar berupa sayuran seperti kol, wortel, dan lainnya membuat tambahan semakin enak dengan telur. 

Sejarahnya dimulai dari seorang pendatang bernama Tjoa Thay Joe berasal dari Tiongkok, yang memperkenalkan dan menjul lumpia dengan isian daging babi dan rebung di Semarang. 

Saat itu ia berinteraksi dengan Mba Wasih yaitu seorang pedagang makanan di Jawa yang sama seperti nya menjual lumpia namun dengan isian yang berbeda, yaitu mba Wasih memanfaatkannya dengan isian udang dan kentang. 

Akhirnya, kombinasi antara resep Joe dan Mbak Wasih menghasilkan variasi lumpia yang beragam. Suatu waktu, mereka mengganti isian lumpia dengan ayam atau udang yang diampur dengan rebung an dibungkus kulit lumpia khas Tionghoa. 

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama! Ini Beda Dorokdok, Kerupuk Kulit dan Cungur Khas Garut

Konsep makanan ini memperlihatkan adanya perpaduan antara lokal dan perpaduan dari budaya yang berbeda, yaitu Tiongkok dan Jawa. Lumpia basah ini menjadi populer di berbagai tempat termasuk Belanda sehigga sampai saat ini menjadi makanan yang ikonk di kota Semarang. 

Teksturnya yang lembut dan cita rasanya yang segar menjadikannya pilihan yang lebih sehat bagi yang ingin menghindari makanan gorengan.Lumpia Basah juga mengalami inovasi dengan tambahan isian seperti daging ayam atau udang, atau isian lainnya yang lebih menarik perhatian anak muda. 

 

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.