Tokoh Pejuang Kemerdekaan yang Tidak Bisa Pulang : Suparna Sastra Diredja


Suparna Sastra Diredja adalah tokoh gerakan kemerdekaan Indonesia dan juga tokoh politikus yang berasal dari Partai Komunis Indonesia. Suparna lahir di Tarogong, Garut dari keluarga Abdul Sastra Diredja yang merupakan guru sekolah dasar di Garut dan Nyi Emi Resmi. Beranjak dewasa Suparna pergi ke sekolah Europeesche Lagere School yang berada di Cicalengka dan lulus pada 1930. Setelah lulus ia melanjutkan sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs yang merupakan sekolah setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama di Bandung.

Lulus dari sekolah menengah pertama di Bandung ia pergi ke Batavia dan bersekolah lagi di Algemene Middlebare School dan lulus pada 1936. Semenjak sekolah Suparna aktif dalam organisasi pemuda yakni Organisasi Indonesia Muda. Di organisasi ini Suparna menjabat sebagai anggota dewan pimpinan dan bertanggungjawab atas redaksi majalah bulanan yang juga diberi nama majalah Indonesia Muda. Karena majalah inilah Suparna sempat ditangkap oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dipenjara selama sepuluh bulan.

Suparna aktif dalam pergerakan bidang pendidikan, ia tergabung dalam kelompok Pergoeroean Rakjat yang kelompok yang bertujuan untuk mengarjakan berbagai cabang ilmu kepada masyarakat luas. Suparna juga merupaka tokoh pejuang kemerdekaan, Ia bersama Wikana, Chaerul Saleh dan Soekarno memiliki peran penting dalam proses persiapan kemerdekaan Republik Indonesia. Suparna juga bergabung dengan perjuangan bawang tanah.

Aktif di berbagai bidang tidak memuaskan Suparna, Suparna tergabung dalam Badan Penolong Prajurit Pekerja di Jawa Barat yang merupakan lembaga yang bertujuan untuk menolong keluarga korban romusha. Setelah kemerdekaan Suparna juga turut mengawal kemerdekaan Republik Indonesia dan aktif mempertahankan kemerdekaan Indonesia ketika pasukan NICA kembali ke Indonesia.

Suparna mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia yang merupakan laskar pemuda yang bertujuan untuk melawan Belanda. Setelah kemerdekaan Suparna semakin aktif di dalam bidang perburuhan, ia mendirikan Sarekat Buruh Perkebunan Republik indonesia dan juga menjadi anggota Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia.

Aktif di bidang buruh Suparna bergabung dengan Partai Komunis Indonesia pada 1955 dan pada tahun 1960 ia menjadi anggota DPR-GR mewakili Partai komunis Indonesia. Sebagai anggota DPR-GR Suparna turut serta dalam kunjungan ke Korea Utara dan Cina pada September 1965. Namun, ketika ia berkunjung ke Cina terjadilah peristiwa G30SPKI dan ia tidak bisa pulang ke Indonesia dan menetap di Cina selama 12 tahun.

 

Ketidakstabilan di Indonesia dan ia adalah seorang politikus dari partai PKI membuat Suparana tidak bisa pulang selamanya ke Indonesia dan memutuskan untuk mencari suaka politik ke Belanda. Di Belanda tidak menghentikan Suparna untuk aktif dalam kegiatan sosial dan ia kembali bergabung dengan Partai Komunis Belanda pada tahun 1982. Meskipun ia aman di Belanda, Suparna sering menulis artikel mengenai Indonesia dan menceritakan betapa rindu-nya ia pada tanah air yang ia perjuangkan sampai titik darah penghabisan.

 

Sumber : tirto.id

 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka