Beranda Tradisi Khas Sunda yang Turun Temurun Masih Sering Dilakukan Sampai Sekarang
ADVERTISEMENT

Tradisi Khas Sunda yang Turun Temurun Masih Sering Dilakukan Sampai Sekarang

4 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Tradisi Khas Sunda yang Turun Temurun Masih Sering Dilakukan Sampai Sekarang (source:telusuri.id)
Suku Sunda jadi salah satu suku yang mayoritas ditempati di wilayah pulau Jawa. Ada banyak tradisi yang sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat Sunda salah satunya Botram. 

Meskipun mayoritas suku sunda berada di pulau Jawa,  namun populasi suku Sunda tidahan hanya sebatas itu, Suku Sunda sudah tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. 

Maka dari itu, tak heran tradisi khas Sunda sudah banyak dikenal oleh berbagai wilayah di penjuru nusantara. Dilansir dari kompas.com, berikut terdapat beberapa tradisi khas sunda yang selalu dilakukan oleh masyarakat Sunda sampai saat ini. 

Baca juga: Orang Sunda Punya Sikap yang Bikin Kagum, Apa Aja ya!

1. Botram 

Botram dapat diartikan sebagai makan bersama dengan alas daun pisang atau menggunakan tikar. Menu Botram atau lauk yang sering dijadikan teman makan adalah tahu, tempe, kerupuk, lalapan, dilengkapi dengan sambal pedas. Tradisi ini masih dilakukan sampai sekarang dengan tujuan untuk menjalin kebersamaan dan mengikat tali persaudaraan. 

2. Nyaneut 

Nyaneut ini adalah tradisi khas Garut. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun untuk menyambut tahun baru Islam. istilah nyaneut sendiri merupakan akronim dari Nyai Haneut atau Cai Haneut yang artinya air hangat.Tradisi ini disebut terkait dengan kebiasaan orang Sunda yang lebih suka minum teh daripada air putih.

3. Seren Taun 

Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Sunda atas hasil panennya. istilah seren taun berasal dari kata dalam bahasa Sunda, yaitu “seren” yang berarti menyerahkan dan “taun” artinya tahun. Dengan kata lain, seren taun merupakan prosesi serah terima dari panen tahun lalu untuk tahun mendatang. Upacara adat yang dilakukan setiap tahun setelah panen padi ini digelar secara rutin, dan biasanya akan diikuti seluruh warga desa.

4. Munggahan 

Tradisi Munggahan adalah tradisi menjelang bulan Ramadhan. munggahan memiliki makna berjalan atau keluar dari kebiasaan yang kerap dilakukan sehari-hari, yang secara harfiah diartikan sebagai upaya untuk naik ke bulan suci Ramadhan yang derajatnya lebih tinggi. Tradisi ini biasanya seperti kumpul keluarga, makan bersama, saling memaafkan dan doa bersama menjelang bulan puasa. Selain itu, ada juga yang mengisinya dengan berziarah. 

5. Ngadulag 

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat sunda pada waktu tertentu seperti bulan ramadhan atau perayaan hari besar Islam. ngadulag menjadi salah satu tradisi unik pada bulan Ramadhan yang ditunggu-tunggu karena setiap irama yang dimainkan memiliki arti tertentu.

Sebagai contoh, terdapat dulag kuramas, yakni pola menabuh bedug yang dibunyikan pada satu hari jelang Ramadhan, untuk mengajak warga setempat mensucikan diri dengan berkeramas sebelum melakukan puasa di esok hari.

Baca juga: Kerajinan Khas Sunda yang Unik dan Cocok Jadikan Cinderamata

6. Nganteuran 

Biasannya tradisini inni diakukan oleh masyarakat Sunda menjeang hari raya Idul Fitri untuk saling bertukar makanan. Selain itu, nganteuran juga merupakan istilah untuk kegiatan mengirim makanan kepada seseorang yang sedang bekerja di ladang atau sawah ketika jam makan tiba.

7. Sisingaan 

Tradisi Sisingaan adalah sebuah hiburan khas sunda yang muncul untuk acara khitanan atau sunatan. Nantinya anak yang baru di sunat akan naik ke sebuah tandu berbentuk boneka singa dan digotong untuk dibawa keliling kampung. tradisi ini konon berawal dari reaksi masyarakat terhadap situasi politik di masa penjajahan bangsa Eropa.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.