Beranda Viral, Tepuk Sakinah yang Wajib Dihafalkan Calon Pengantin Kian Menjadi Hiburan, Ini Makna dan Tujuannya!
ADVERTISEMENT

Viral, Tepuk Sakinah yang Wajib Dihafalkan Calon Pengantin Kian Menjadi Hiburan, Ini Makna dan Tujuannya!

15 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Viral, Tepuk Sakinah yang Wajib Dihafalkan Calon Pengantin Kian Menjadi Hiburan, Ini Makna dan Tujuannya! (Source: Instagram/@kua_menteng)

Fenomena Tepuk Sakinah memang sempat menimbulkan kesan sebagai ritual wajib hafalan calon pengantin, terutama karena viralitasnya di media sosial. 

Beberapa waktu terakhir, jagat media sosial digemparkan oleh fenomena unik bernama Tepuk Sakinah. Video-video yang memperlihatkan calon pengantin melakukan tepuk tangan secara ritmis sambil menyebutkan frase‑frase menarik, sehingga viral di media sosial. 

Gerakan ini tampak di berbagai KUA di Indonesia, misalnya di KUA Wongsorejo (Banyuwangi) yang dianggap sebagai salah satu titik awal viralnya gerakan tersebut.  Sementara itu, video dari KUA Menteng juga kembali ramai karena gerakan yang sama sudah pernah diperagakan sejak Desember 2024. 

Meski tampak seperti hiburan ringan atau gimmick, gerak‑tepuk ini sebenarnya menyimpan tujuan edukatif dan strategis di balik kemeriahannya.

Baca Juga: Krisis Rumah Tangga? Menelisik Penurunan Pernikahan dan Lonjakan Angka Perceraian di Indonesia

Tentang Tepuk Sakinah dan Liriknya

Tepuk Sakinah merupakan suatu metode edukasi interaktif yang digunakan dalam program Bimbingan Pernikahan (Bimwin) di bawah Kementerian Agama (Kemenag).  Gerakan ini mengombinasikan tepuk tangan ritmis dengan syair sederhana/yel-yel, yang dirancang untuk memudahkan calon pengantin (catin) dalam memahami dan mengingat nilai-nilai penting keluarga sakinah. 

Dalam pelaksanaannya, peserta diajak mengikuti instruksi pembimbing untuk menyebutkan satu pilar, lalu melakukan tepukan tangan beberapa kali sesuai pola yang dipandu. Cara ini juga berfungsi sebagai ice breaking untuk mencairkan suasana agar sesi pembekalan tidak kaku atau monoton. 

Metode ini awalnya diinisiasi oleh petugas KUA seperti Bunda Lulu Mustafida di Wongsorejo untuk memperkenalkan pendekatan orang tua kepada anak agar materi terasa lebih ringan dan mudah diterima oleh peserta. 

Baca Juga: Makna Simbolis di Pernikahan Sunda

Lirik Tepuk Sakinah dirancang sederhana agar mudah dihafal. Berikut merupakan liriknya:

Berpasangan … berpasangan … berpasangan

(tepuk tangan 3×)

Janji kokoh … janji kokoh … janji kokoh

(tepuk tangan 3×)

Saling cinta … saling hormat … saling jaga … saling ridho

Musyawarah untuk sakinah

Mashlahah!

(ulangi dari awal, lalu diakhiri)

Makna dan Tujuan Tepuk Sakinah

1. Memudahkan Penghafalan Pilar Keluarga Sakinah

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menyatakan bahwa melalui metode ini, pilar keluarga sakinah lebih mudah diingat oleh calon pengantin karena disajikan secara interaktif dan ritmis. Dengan cara tersebut, bukan hanya teori yang diterima, tetapi nilai-nilai inti dapat tersisip dan tertanam lebih baik.

2. Mencairkan Suasana (Ice Breaking)

Thobib Al Asyhar dari Kemenag menyebut Tepuk Sakinah bukan diwajibkan untuk dihafalkan secara paksa, melainkan digunakan sebagai strategi agar suasana pembekalan lebih dinamis dan tidak membosankan. Dengan adanya tepukan dan yel-yel bersama, suasana menjadi lebih hangat, interaktif, dan partisipatif.

Baca Juga: Tahapan Tradisi Pernikahan Adat Sunda Sebelum Hari H yang Sarat Makna

3. Menekan Angka Perceraian lewat Pemahaman Keluarga yang Utuh

Salah satu latar di balik inovasi ini adalah tingginya angka perceraian di Indonesia. Kemenag mencatat bahwa pada 2024 terdapat 466.359 kasus perceraian, dari total 1.478.424 pernikahan.

Dengan Tepuk Sakinah, diharapkan calon pengantin tidak hanya menerima materi permukaan, melainkan dapat menginternalisasi nilai-nilai inti agar dapat diterapkan kelak dalam rumah tangga, sehingga kemungkinan konflik yang berujung perceraian bisa dikurangi.

4. Mensosialisasikan Nilai-nilai Islam dalam Rumah Tangga

Pembekalan pernikahan melalui Bimwin mencakup aspek agama, psikologi keluarga, keuangan rumah tangga, kesehatan reproduksi, hingga dinamika hubungan suami istri. Tepuk Sakinah menjadi media untuk menyisipkan nilai-nilai Islam, khususnya konsep sakinah, mawaddah, rahmah dengan cara yang lebih mendekati dan relevan bagi generasi muda.

Meski tidak wajib, Tepuk Sakinah memiliki potensi besar dalam mengubah cara penyampaian materi pernikahan agar lebih modern dan dekat dengan generasi muda yang tentu dengan catatan bahwa pelaksanaannya tetap lembut, tidak memaksa, dan disertai pemahaman mendalam.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.