Walau Hanya Digaji Rp300 Ribu, Guru Ini Dirikan 5 Taman Baca Demi Anak-Anak Desa
Di tengah keterbatasan, secercah cahaya datang dari Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Cahaya itu bernama Inayati, seorang guru honorer yang tak hanya mengajar di kelas, tetapi juga menyalakan obor literasi di tengah masyarakat.
Setiap pagi, Inayati mengayuh sepedanya menuju SDN 1 Ngombak, tempat ia mengajar Bahasa Inggris sejak tahun 2020. Meski berlatar belakang Sarjana Hukum, keahliannya dalam Bahasa Inggris membuatnya dipercaya menangani mata pelajaran tersebut. Namun, jalan pengabdiannya bukan tanpa tantangan.
Sebagai guru tamu, ia hanya menerima honor Rp300 ribu per bulan. Keterbatasan anggaran sekolah membuat status kepegawaiannya tak bisa ditingkatkan. Namun, semangatnya tak pernah surut. Justru, dari keterbatasan itu tumbuh semangat untuk berbuat lebih bagi generasi muda.
Kepedulian Inayati bermula dari keprihatinannya melihat anak-anak di desanya lebih akrab dengan gawai dibanding buku. “Anak-anak sekarang itu kurang simpati dan empati terhadap orang tua. Saya miris lihat mereka lebih banyak main gadget. Saya ingin mereka kenal buku dan bisa berpikir kritis,” ujarnya.
Dengan niat tulus dan tekad yang kuat, Inayati mulai menyisihkan sebagian kecil dari penghasilannya untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) gratis. Kini, lima TBM telah berdiri di berbagai lokasi. Mulai dari rumah warga, musala, hingga rumahnya sendiri. Semua terbuka bagi siapa pun yang ingin membaca, belajar, dan tumbuh.
Langkah kecil Inayati telah menjadi gerakan besar di desanya. Di tengah keterbatasan finansial, ia menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana. Sebuah buku, sebuah ruang, dan segenggam harapan.
Inayati bukan hanya guru Bahasa Inggris, ia adalah guru kehidupan. Ia mengajarkan bahwa cinta ilmu dan kepedulian sosial bisa menjadi kekuatan besar untuk membangun masa depan yang lebih baik.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.