Beranda Waspada Level II: Gunung Anak Krakatau Terus "Berdetak", PVMBG Tetapkan Radius Aman 2 Km
ADVERTISEMENT

Waspada Level II: Gunung Anak Krakatau Terus "Berdetak", PVMBG Tetapkan Radius Aman 2 Km

5 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
gunung anak krakatau terkini, wikimedia commons

Gunung Anak Krakatau, warisan letusan dahsyat 1883, saat ini terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang fluktuatif. Berdasarkan laporan resmi terkini dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), status aktivitas gunung api ini ditetapkan pada Level II (Waspada).

Keputusan ini diambil menyusul pemantauan intensif terhadap kegempaan dan visual kawah yang menunjukkan tekanan magmatik masih aktif di kedalaman dangkal.

Status Level II Gunung Anak Krakatau dan Peringatan Jarak Aman

Menurut rilis pers terbaru dari MAGMA Indonesia, platform resmi PVMBG, status Level II mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik berada di atas batas normal dan berpotensi memicu erupsi eksplosif minor sewaktu-waktu.

Poin-Poin Penting Status Terkini:

  • Tingkat Aktivitas: Level II (Waspada).

  • Radius Bahaya: Masyarakat, pengunjung, maupun wisatawan dilarang mendekati kawah aktif dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi. Radius ini ditetapkan untuk memitigasi risiko dari lontaran material pijar atau letusan abu mendadak.

  • Aktivitas Visual: Asap kawah berwarna putih/kelabu sering teramati dengan ketinggian antara 25 hingga 100 meter di atas puncak, menandakan hembusan gas yang berkelanjutan.

Perkembangan Aktivitas Seismik Gunung Anak Krakatau

Laporan mingguan PVMBG mencatat bahwa aktivitas Anak Krakatau dalam periode terakhir dicirikan oleh peningkatan kegempaan. Alat seismograf terus merekam dominasi gempa Vulkanik Dalam (VA) dan Vulkanik Dangkal (VB), serta gempa Hembusan (H).

"Fluktuasi kegempaan ini menunjukkan adanya suplai magma yang aktif dan bergerak di bawah permukaan," jelas seorang peneliti PVMBG. "Meskipun erupsi yang terekam umumnya berskala kecil (erupsi abu minor), tekanan di dalam gunung tetap tinggi, sehingga status Waspada harus dipertahankan."

Sejarah Singkat Anak Krakatau: Kelahiran dari Kehancuran

Aktivitas Anak Krakatau saat ini merupakan bagian dari siklus vulkanisme yang dimulai setelah letusan kolosal Krakatau Purba tahun 1883. Letusan 1883 menghancurkan sebagian besar pulau induk, menyisakan kaldera besar di bawah permukaan laut.

  • Kelahiran: Gunung Anak Krakatau pertama kali muncul di atas permukaan laut pada Januari 1928, hasil dari penumpukan material vulkanik di dasar kaldera tersebut.

  • Pertumbuhan: Sejak kelahirannya, gunung ini dikenal tumbuh sangat cepat, rata-rata bertambah 5 hingga 7 meter per tahun.

  • Peristiwa 2018: Tubuh Anak Krakatau mengalami perubahan drastis setelah erupsi besar pada akhir 2018 yang menyebabkan longsoran masif (flank collapse) dan tsunami Selat Sunda. Meskipun tingginya berkurang signifikan, gunung ini telah memulai fase pembangunan kembali materialnya.

Imbauan:

Pihak berwenang mengimbau seluruh pihak untuk selalu memantau perkembangan resmi melalui aplikasi MAGMA Indonesia atau situs resmi Badan Geologi, serta mematuhi batas aman 2 km yang ditetapkan.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.