Ada dari Malangbong, Ini Tiga Seni Tradisi Khas Garut yang Masih Lestari
Garut tidak hanya dikenal dengan keindahan alam dan dodolnya saja, tapi juga kaya akan seni tradisi yang hingga kini masih hdup di tengah perubahan zaman.
Seni tradisi Garut adalah contoh nyata warisan budaya yang tetap lestari. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, kesenian lokal ini terus bertahan, menjadi identitas masyarakat Garut dan simbol kearifan lokal yang tak lekang oleh waktu.
Kesenian lokal Garut tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga warisan budaya yang mengandung nilai sejarah dan lokalitas yang kuat. Dalam artikel ini, Infogarut akan menyoroti tiga seni tradisi khas Garut yang terbukti masih dilestarikan hingga saat ini di mana salah satunya berasal dari kecamatan Malangbong.
Baca Juga: Pencak Silat Gadjah Putih, Warisan Budaya Bela Diri Asli Garut yang Perlu Dilestarikan
Tiga Seni Tradisi Khas Garut
1. Badeng Malangbong
Seni tradisi pertama adalah Badeng, yang berasal dari Kecamatan Malangbong. Seni tradisi Garut ini berbentuk pertunjukan musik dan tarian menggunakan instrumen angklung dan alat musik bambu lainnya. Badeng awalnya diciptakan sebagai sarana penyebaran agama Islam oleh tokoh yang dikenal sebagai Lurah Acok dengan nama aslinya Arfaen Nursaen di Kampung Sanding, Desa Girimakmur, Malangbong.
Nama Badeng sendiri diambil dari kata “Bahadrang” atau “Bahadreng” yang berarti berkumpul bermusyawarah yang mencerminkan awal fungsi seni ini dalam mengajak masyarakat berkumpul, berdialog, dan akhirnya memeluk ajaran Islam. Hingga kini, Badeng tetap dilaksanakan dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Garut yang masih melekat.
Baca Juga: Mengenal Desa Wisata Saung Ciburial yang Menjadi Surga Tersembunyi di Garut
2. Dodombaan Bayongbong
Seni tradisi kedua adalah Dodombaan, yang berasal dari Desa Panembong, Kecamatan Bayongbong, Garut. Bentuknya adalah pertunjukan unik di mana seorang pesilat dipanggul oleh empat pesilat lainnya, membentuk susunan yang menyerupai jampana atau domba dalam atraksi yang khas.
Dodombaan masuk dalam kategori seni tradisi Garut yang mencerminkan kreativitas masyarakat lokal dalam menampilkan identitas daerah. Walaupun fungsi hiburannya lebih modern, akar tradisionalnya tetap dijaga.
3. Seni Lais
Seni tradisi ketiga adalah Seni Lais, yang berasal dari Kampung Nangka Pait, Kecamatan Sukawening, Garut. Dalam pertunjukannya, seorang pemain akan melakukan aksi bergelantungan pada tali tambang yang di-hubungkan antara dua bambu setinggi sekitar 12-13 meter.
Konon, seni ini berasal dari keahlian seorang pria bernama Laisan pada masa kolonial Belanda yang mahir memanjat pohon kelapa dan bergelantungan antar batang. Melalui generasi ke generasi, Seni Lais kini menjadi bagian dari seni tradisi Garut yang unik dan menarik.
Ketiga seni di atas menunjukkan bahwa budaya lokal Garut masih hidup dan relevan dalam kehidupan masyarakat modern. Mereka bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga merekam sejarah. Pelestarian seni tradisi seperti ini penting agar generasi muda tetap mengenal akar budaya mereka dan tidak kehilangan identitas lokal.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.