Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel: Mengupasnya dari Perspektif Sosiologi dan Branding


“ Media sosial memiliki peran strategis sebagai katalisator, yang mempercepat penyebaran dan diiseminasi isu, sehingga awareness publik terhadap isu boikot ini cukup tinggi,” jelas Dede.

Adanya kesamaan isu dan kesadaran poltik di masyarakat Indonesia juga menjadi faktor pendorong yang melatarbelakangi kuatnya aksi ini. Hasil survei Goodstats menunjukkan bahwa alasan utama masyarakat Indonesia melakukan aksi boikot sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina (68.1%) dan sebagai bentuk tekanan terhadap Israel (55.3%).

Gerakan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel ini berakar dari gerakan Boycott, Divestment, and Sanction (DBS) di berbagai negara besar, bahkan terjadi juga di negara-negara non-muslim. Hal ini menunjukkan bahwa isu kemanusiaan adalah isu utama dari okupansi Israel ke Palestina.

Meski tidak berdampak secara langsung pada penghentian serangan Israel terhadap Palestina, Dede menjelaskan bahwa aksi boikot ini mampu menekan perusahaan yang terafiliasi dengan Israel sehingga mereka bisa mengubah haluan politiknya.

“Tujuannya tidak langsung menghentikan agresi, tapi memengaruhi perusahaan untuk mengalihkan kebijakan politik maupun dukungannya kepada Israel,” terangnya.

Dampak yang paling nyata dari masifnya aksi boikot ini adalah turunnya perfoma perusahaan . Beberapa perusahaan besar yang diduga terafiliasi Israel melaporkan penurunan laba cukup dalam di tahun ini dikarenakan imbas aksi boikot yang dilakukan masyarakat.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh zahra nisrina shaumi
  • 12, Sep 2024
Perkiraan Cuaca di Garut pada 12 September 2024