Alasan Mengapa Opor Ayam dan Ketupat Jadi Hidangan Khas Lebaran di Indonesia


Bagi masyarakat kita, momen Lebaran rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran dua sejoli yang menjadi menu wajib di Hari Raya Idulfitri, siapa lagi kalau bukan Opor Ayam dan Ketupat. 

Kehadiran Opor Ayam sendiri diperkirakan berawal dari salah satu hidangan khas Kerajaan Mughal di India. Sebelum dikenal dengan nama Opor, masyarakat India telah menyebut hidangan ini dengan nama "Qorma" yang diambil dari bahasa Urdu. 

Di Indonesia, "Qorma" kemudian diadaptasi pertama kali oleh orang Jawa menjadi "Opor" dengan kuah santan khas berwarna kuning, berbeda dengan India yang menggunakan kuah Yogurt dan susu. Mulanya, masyarakat Jawa memasak Opor dengan daging bebek, namun seiring berjalannya waktu daging ayam dinilai lebih praktis dan ekonomis, sehingga masyarakat mulai menggunakan Ayam sebagai bahan utama Opor.

Sementara itu, Ketupat pertama kali muncul di Jawa sejak abad ke-15 tepat pada masa pemerintahan Kerajaan Demak, yang dipimpin Raden Patah. Saat itu, Ketupat pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai alat untuk menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa.

Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat di dua kali perayaan lebaran, yaitu lebaran hari raya idul fitri satu syawal dan lebaran kupat. Lebaran kupat adalah perayaan lebaran setelah menjalani puasa sunah tujuh hari pasca 1 Syawal. 

Nilai-nilai pengajaran dalam Ketupat sendiri sangat erat kaitannya dengan Agama Islam. Ketupat berasal dari kata kupat yang berarti ngaku lepat atau mengaku salah. Anyaman dalam ketupat sendiri menjadi simbol dari kompleksitas masyarakat Jawa saat itu. Anyaman yang saling berkaitan ini merupakan anjuran bagi setiap orang untuk menyambung tali silaturahmi tanpa melihat perbedaan kelas sosial.

Sejak saat itu, Opor dan Ketupat disandingkan sebagai hidangan wajib untuk Lebaran. Penyajian opor sebagai teman makan ketupat saat Lebaran ini diyakini masyarakat dulu sebagai bentuk permintaan maaf atas segala kesalahan, baik tindakan serta pikiran buruk atas sesuatu atau seseorang.

Data: Diolah dari Berbagai Sumber


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka