All Eyes on Papua, Lawan Pembabatan Hutan Jadi Kebun Sawit!


All Eyes on Papua atau semua mata tertuju pada Papua adalah gerakan untuk mengajak seluruh masyarakat global, khususnya masyarakat Indonesia untuk memberikan perhatian, dukungan, mengenai isu pembabatan hutan demi membangun perkebunan kelapa sawit.

Gerakan All Eyes on Papua ini berawal dari pembabatan hutan adat seluas 36.094 hektare atau setara dengan separuh dari luas wilayah DKI Jakarta yang dilakukan oleh PT. Indo Asiana Lestari. Hutan adat ini merupakan sumber kehidupan dari suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan dan suku Moi di Sorong Papua.

Berdasarkan data Greenpeace Indonesia luas hutan di Papua sejak tahun 200 terus berkurang, banyak pelaku industri kelapa sawit yang sengaja membakar hutan untuk alih fungsi menjadi kebun sawit. Alih fungsi lahan ini tentunya akan merusak hutan (deforestasi) yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat adat, merusak habitat flora dan fauna endemik Papu dan tentunya akan memberikan dampak iklim yang akan dirasakan oleh generasi mendatang.

Seperti masyarakat adat penduduk asli hutan di Papua sudah mengajukan gugatan terhadap beberapa perusahaan yang membebabat hutan tempat tinggal mereka . Seperti suku Awyu yang menggunggat Pemerintah Provinsi Papua yang sudah mengeluarkan izin kepada perusahaan untuk membabat kawasan hutan adat. Namun, gugatan yang dilayangkan oleh masyarakat adat suku Awyu ini hanya sampai ditingkat kedua pengadilan.

Selain masyarakat adat suku Awyu, masyarakat adat suku Moi Sigin juga melayangkan gugakan pada PT SAS yang memegang konsesi seluas 40 ribu hektare di Kabupaten Sorong. Gugatan dikabulkan dan pemerintah mencabut izin kawasan PT SAS. Namun, PT SAS menggugat kembali dan gugatan tersebut dimenangkan oleh PT SAS.

Untuk memperjuangkan hak mereka masyarakat adat menempuh perjalanan yang jauh ke Jakarta untuk melakukan aksi damai di depan gedung Mahkamah Agung. Dalam aksi damai tersebut masyarakat adat memperjuangkan tempat hidup mereka. Bahkan mereka memperjuangkan perlindungan alam Indonesia yang tidak hanya dinikmati oleh mereka saja tapi oleh seluruh masyarakat global. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka