ADVERTISEMENT
Beranda Jadi Destinasi Wisata Menarik, Inilah Sejarah Garut Sang Kota Intan!

Jadi Destinasi Wisata Menarik, Inilah Sejarah Garut Sang Kota Intan!

9 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
ilustrasi/ AI

Dalam sejarahnya, Garut bermula dari pemindahan ibu kota Kabupaten Limbangan sekitar abad ke -19. Kala itu, Kabupaten Limbangan dibubarkan oleh Gubernur Jenderal Daendels pada tahun 1811 karena adanya penurunan produksi kopi.

Garut pun dimulai kembali saat Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles mendirikan ulang kabupaten tersebut di tahun 1813 dan menetapkan ibu kota sementara di daerah Suci.

Pemindahan Ibu Kota dan Penetapan Nama Garut

Tahukah kamu bahwa nama "Garut" ternyata berasal dari sebuah kejadian tak terduga saat survei lokasi ibu kota baru di masa lalu? Kisah ini bukan hanya unik, tapi juga menjadi bagian penting dalam sejarah pembentukan wilayah yang kini kita kenal sebagai Kabupaten Garut.

Pada masa pemerintahan Bupati Adipati Adiwijaya, muncul kebutuhan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke lokasi yang lebih strategis. Sebuah tim khusus pun dibentuk untuk mencari wilayah yang ideal—dan pencarian itu membawa mereka ke sebuah dataran tinggi yang luar biasa subur. Kawasan ini dikelilingi oleh tiga gunung megah: Cikuray, Papandayan, dan Guntur, serta diberkahi oleh aliran Sungai Cimanuk yang jernih dan melimpah.

Namun, di tengah keseriusan misi tersebut, kejadian lucu sekaligus bersejarah justru terjadi. Saat menyusuri semak belukar, salah satu anggota tim tiba-tiba terkena duri tajam dan spontan berteriak, "Kakarut!"—sebuah ekspresi dalam bahasa Sunda yang menggambarkan rasa sakit karena tercakar atau terluka.

Uniknya, seorang pejabat Eropa yang turut serta dalam survei mendengar teriakan itu dan salah menangkap kata tersebut menjadi "gagarut." Dari situlah nama "Garut" muncul dan akhirnya diresmikan sebagai nama ibu kota yang baru.

Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1821, saat proses pemindahan pusat pemerintahan resmi selesai. Sejak saat itu, Garut berkembang menjadi wilayah yang tidak hanya kaya secara alam, tetapi juga berakar kuat dalam kisah-kisah budaya dan sejarahnya yang tak kalah menarik.

Setelah resmi ditetapkan sebagai ibu kota kabupaten, Garut menjelma menjadi salah satu kota paling dinamis di Jawa Barat. Transformasi ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan melalui rangkaian sejarah panjang yang penuh warna.

Menurut Ensiklopedi Sejarah Garut karya Rahmat Drajat (2015:88), sejak masa penjajahan Belanda, Garut telah menjadi titik vital dalam aktivitas perdagangan dan pertanian. Wilayah ini dikenal sebagai penghasil komoditas unggulan seperti teh, kopi, dan kina—tiga hasil bumi yang kala itu sangat dibutuhkan dan diekspor ke mancanegara. Keberadaan perkebunan besar menjadikan Garut bukan hanya kaya akan alam, tapi juga strategis dalam jaringan ekonomi kolonial.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Liburan ke Garut - Kota Swiss van Java

Lompatan Maju Lewat Infrastruktur

Kemajuan Garut makin terlihat saat memasuki abad ke-20. Salah satu tonggak pentingnya adalah pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan kota ini dengan wilayah lain di Jawa Barat. Akses transportasi yang makin mudah tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka pintu bagi sektor pariwisata yang mulai menggeliat.

Kedatangan wisatawan dari luar daerah pun meningkat, tertarik oleh alam Garut yang memesona dan udara pegunungannya yang sejuk. Dari sinilah citra Garut sebagai "Swiss van Java" mulai dikenal luas.

Magnet Wisata dengan Sentuhan Sejarah

Garut tidak hanya berkembang dalam aspek administratif dan ekonomi, tetapi juga menjelma menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Tanah Pasundan. Pemandian air panas alami, panorama kawah vulkanik, hingga puncak-puncak gunung yang mengapit kota ini, menjadikan Garut sebagai tempat pelarian yang ideal dari hiruk pikuk perkotaan.

Warisan budaya dan sejarah yang masih terjaga menambah daya tarik kota ini. Bagi para pelancong, Garut bukan hanya tempat untuk bersantai, tetapi juga ruang untuk merasakan nuansa sejarah yang masih hidup dalam arsitektur kolonial dan kehidupan masyarakatnya.

Kini, Garut terus tumbuh sebagai kota yang tak hanya ramah untuk berbisnis, tapi juga bersahabat bagi para pelancong yang mendamba keindahan alam dan kedalaman budaya.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.