Beranda Jejak Mahatama Gandhi dalam Protes Politik Global
ADVERTISEMENT

Jejak Mahatama Gandhi dalam Protes Politik Global

14 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Jejak Mahatama Gandhi dalam Protes Politik Global (Source:

Gandhi memimpin perjuangan kemerdekaan India melawan kekuasaan kolonial Inggris dengan strategi yang menekankan pada non-kekerasan (ahimsa) dan pembangkangan sipil (civil disobedience).

Mahatama Gandhi dikenal dengan seorang pengacara dan aktivis sejarah dunia. Pendekatannya tanpa kekerasan membuat perubahan politik India meraih kemerdekaan satu abad penjajahan Inggris. 

Mahatama Gandhi sering disebut sebagai "bapak India" dan "jiwa besar bejubah pengemis". Ia memiliki nama lengkap Mohandas Karamchand Gandhi, yang lahir di India pada tahun 1869. Ia adalah penganut Hindu. 

Pada suatu hari ia meninggalkan India untuk belajar Hukum di London. Ia juga berjanji kepada sang ibu, untuk meninggalkan pergaulan seperti seks, minum alkohol, dalam upaya untuk menganut moral Hindu yang ketat. 

Di usia menginjak 24 tahun, ia pindah ke koloni Inggris di Natal, Afrika Selatan untuk berpraktik hukum. Namun, koloni tersebut mendorong diskriminasi formal dan informal terhadap orang-orang keturunan India.

Baca juga: Mengenang Jejak Penulis Sunda, Oejeng Suwargana dengan Nama Pena Tionghoa

Sosok Gandhi adalah yang pemberani dan kritis. Tahun 1894, Natal mencabut hak pilih orang India. Disana Gandhi melawan undang-undang anti-India di pengadilan. Memimpin protes besar-besaran terhadap kolonial. 

Semasa perjalanannya, ia mengembangkan persona publik dan filosofi non kooperasi tanpa kekerasan, berfokus kebenaran yang disebut Satyagraha. 

Setelah lama di Afrika Selatan, tahun 1915 ia membawa Satyagraha ke India. Dan ia terpilih menjadi anggota partai politik India National Congress. 

Dilansir dari nationalgeographic, saat itulah ia mulai mengorganisir perlawanan terhadap undang-undang tahun 1919 yang dikenal sebagai Rowlatt Act. Undang-undang tersebut memberi wewenang penuh kepada otoritas Inggris untuk memenjarakan tersangka revolusioner tanpa pengadilan.

Pemerintah Inggris merespons perlawanan tersebut secara brutal. Inggris membantai 400 pengunjuk rasa tanpa senjata dan tanpa kekerasan dalam Amritsar Massacre. Setelah itu, Gandhi semakin gencar memperjuangkan otonomi daerah. 

Ia juga mulai kampanye Satyagraha secara besar-besaran melawan undang-undang Inggris tahun 1882. Undang-undang tersebut memaksa India membeli garam Inggris alih-alih memproduksi secara lokal. 

Gandhi mengorganisir Salt March, sebuah pawai protes sepanjang 380 km ke pesisir barat Gujarat. Ia dan para pengikutnya memanen garam di pesisir Laut Arab. Tanggapannya, Inggris memenjarakan lebih dari 60.000 pengunjuk rasa damai. 

Baca juga: Sejarah dibalik Agama Islam Masuk ke Kerajaan Galuh

Tindakan Inggris itu secara tidak sengaja menghasilkan lebih banyak dukungan untuk otonomi daerah. Saat itu, Gandhi telah menjadi ikon nasional, dan secara luas disebut sebagai Mahatma. Setelah dipenjara selama setahun karena Salt March, pengaruh Gandhi pun semakin besar.

Ia memprotes diskriminasi terhadap “kaum tak tersentuh (untouchable atau dalit)”, kasta terendah di India. Ia pun mulai gerakan Quit India, yang merupakan kampanye untuk mendorong Inggris seara sukarela menarik diri dari India selama perang dunia II. 

Demonstrasi besar-besaran pun terjadi. 100.000 pendukung otonomi khusus ditangkap oleh otoritas Inggris, tapi akhirnya situasi berbalik ke arah kemerdekaan India. India akhirnya meraih kemerdekaannya pada Agustus 1947.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.