Kebijakan Libur Sekolah Pada Bulan Ramadan di Zaman Kolonial Belanda


Sejak zaman kolonial Belanda adanya ramadan selalu dirayakan dengan meriah oleh umat islam di masa itu. Bahkan Ramadan juga dirayakan di sekolah-sekolah. Meskipun pada saat itu Indonesia masih dikuasai oleh Belanda, Pemerintah Hindia Belanda saat itu menghargai Ramadan dan membiarkan rakyat Indonesia yang beragama islam untuk menjalahkan ibadah Ramadan secara bebas.

Bahkan Pemerintah Hindia Belanda memberikan kesempatan untuk para siswa untuk berpuasa dan beribadah di bulan Ramadan dengan cara meliburkan sekolah selama bulan Ramadan sehingga para siswa yang beragama islam dapat menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya dengan leluasa. Kebijakan libur Ramadan ini diberikan Pemerintah Hindia Belanda kepada sekolah khusus pribumi.

Pemerintah Hindia Belanda sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan siswa yang bersekolah di sekolah Belanda termasuk dengan agama dan peribadahan para muridnya. Tujuan Pemerintah Hindia Belanda membebaskan umat muslim untuk beribadah di bulan Ramadan ialah mencegah umat muslim untuk melakukan perlawanan kepada Pemerintah Hindia karena umat muslim di bulan Ramadan sedang fokus dalam beribadah.

Kebijakan libur sekolah di bulan Ramadan ini diterapkan pada tahun 1930-an karena pada saat itu Pemerintah Hindia Belanda sudah menetapkan sistem pendidikan modern dan selain itu sekolah pribumi yang didirikan oleh Belanda masuk di bawah nanungan Departemen Pendidikan dan Agama. Oleh karena itulah Pemerintah Hindia Belanda memberikan perhatian pada kegiatan keagaaman para siswanya.

Sekolah yang menerapkan kebijakan libur selama bulan Ramadan diantaranya Holland-Inlandscja School (HIS) atau sekolah Belanda untuk Bumiputera, Hogere Burger School (HBS) atau sekolah menengah umum, dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau sekolah menengan pertama. Karena sekolah libur kegiatan belajar anak-anak sekolah beralih ke Masjid. Di masjid anak-anak belajar mengaji dan belajar tentang keagamaan.

Selain belajar, kegiatan anak-anak ataupun pelajar ketika libur ini adalah bermain bersama teman-temannya, berburu burung, memancing ikan hingga membantu orang tua. Bahkan beberapa kegiatan anak-anak di zaman kolonial Belanda seperti berkeliling untuk membangunkan orang sahur masih banyak dilakukan oleh anak-anak hingga saat ini.

 

 

 

Sumber: Tomi Sujatmiko dalam krjogja.com


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka