Beranda Kisah Nyata di Balik Kejayaan Kartel Medellin dan Akhir Tragis Pablo Escobar
ADVERTISEMENT

Kisah Nyata di Balik Kejayaan Kartel Medellin dan Akhir Tragis Pablo Escobar

6 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Kisah Nyata di Balik Kejayaan Kartel Medellin dan Akhir Tragis Pablo Escobar. (Source: Instagram/@unotv_)

Pada akhir tahun 1970-an, Medellín yang merupakan sebuah kota pegunungan di Kolombia, berubah drastis menjadi pusat dari salah satu kerajaan narkoba paling berbahaya di dunia. 

Dari daerah tersebutlah, lahir Kartel Medellín, jaringan penyelundupan kokain yang menguasai jalur perdagangan narkotika ke Amerika Serikat dan Eropa. Di balik kebangkitan kartel tersebut, berdirilah sosok yang kelak dikenal seluruh dunia, Pablo Escobar.

Lahir pada 1 Desember 1949 dari keluarga sederhana, Escobar tumbuh sebagai pemuda penuh ambisi. Dikutip dari ThoughtCo, ia pernah bermimpi menjadi presiden Kolombia. Namun, ambisi itu berbelok arah, bukan di dunia politik, melainkan di dunia gelap perdagangan narkoba.

Baca Juga: Kilas Balik Trofi Piala Dunia yang Melekat, Jadi Incaran Nazi Hingga Dilebur Menjadi Emas Batangan

Awal Perjalanan, Kekayaan dan Teror yang Dialami Sang Raja Kokain

Escobar memulai karier kriminalnya dari hal-hal kecil, seperti mencuri batu nisan dan mobil. Namun, ia segera menemukan sumber kekayaan yang sesungguhnya: perdagangan kokain. Pada tahun 1970-an, ia mulai membeli pasta koka dari Bolivia dan Peru, memprosesnya di laboratorium rahasia, lalu menyelundupkannya ke Amerika Serikat.

Titik balik terjadi pada tahun 1975, ketika seorang gembong lokal bernama Fabio Restrepo terbunuh. Escobar mengambil alih jaringannya dan memperluasnya secara brutal serta efisien. Dalam waktu singkat, ia menguasai hampir seluruh pasar kokain dari Medellín ke Amerika, menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya.

Kesuksesan luar biasa itu menjadikan Pablo Escobar masuk dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes pada pertengahan 1980-an. Namun, kekayaan tersebut dibangun di atas kekerasan dan darah.

Escobar memperkenalkan filosofi “plata o plomo” yang berarti perak atau timah sebagai tanda terima suap atau mati. Dengan prinsip ini, ia menekan politisi, hakim, dan aparat hukum untuk berpihak padanya. Penolakan sering berujung maut. Kolombia pun diguncang ledakan bom, pembunuhan, dan teror. Salah satunya adalah tragedi penerbangan Avianca 203 tahun 1989 yang menewaskan 110 orang.

Baca Juga: Visa Umrah Kini Hanya Sebulan, Ini Alasan dari Arab Saudi

Peran dan Perjalanan Hidup Sang Raja Kokain

Di balik kekejamannya, Pablo Escobar juga berperan sebagai pahlawan rakyat. Ia membangun rumah, taman, dan lapangan sepak bola bagi warga miskin Medellín. Bagi sebagian masyarakat, ia adalah simbol perlawanan terhadap sistem yang dianggap korup dan tidak adil.

Dukungan dari rakyat jelata membuatnya semakin kuat, bahkan hingga terpilih menjadi anggota Kongres Kolombia pada tahun 1982. Namun, tekanan dari pemerintah Amerika Serikat memuncak. Saat ancaman ekstradisi menghantui, Escobar memilih menyerahkan diri pada 1991 dengan syarat unik bahwa ia boleh membangun penjaranya sendiri.

Penjara yang ia bangun dinamai La Catedral, namun jauh dari kesan menyeramkan. Dilengkapi dengan jacuzzi, bar, dan lapangan sepak bola, tempat itu lebih mirip vila pribadi ketimbang penjara. Dari balik dindingnya, Escobar masih menjalankan kerajaan bisnis narkobanya.

Namun, segalanya berubah setelah ia dilaporkan menyiksa dan membunuh bawahannya di dalam penjara. Pemerintah Kolombia berusaha memindahkannya, dan Escobar pun kabur pada tahun 1992, memicu perburuan besar-besaran di seluruh negeri.

Pada 2 Desember 1993, Pablo Escobar ditemukan bersembunyi di sebuah rumah sederhana di Medellín. Dalam baku tembak dengan pasukan khusus Kolombia, ia tewas di atap rumah itu dengan peluru menembus kepalanya. Hingga kini, belum pasti apakah ia bunuh diri atau ditembak oleh polisi.

Kematian Escobar menandai runtuhnya Kartel Medellín, tetapi warisannya tetap hidup dalam film, buku, dan ingatan banyak orang. Ia meninggalkan jejak paradoksal: seorang penjahat kejam sekaligus sosok yang dipuja rakyat miskin, figur yang mengubah Medellín menjadi simbol dari kekuasaan, kekerasan, dan ketimpangan sosial.

Kisah Pablo Escobar adalah gambaran nyata tentang ambisi yang berubah menjadi kekuasaan penuh darah. Dari impian menjadi presiden, ia justru menapaki jalan gelap sebagai penguasa narkotika dunia. Meskipun jasadnya telah lama tiada, bayang-bayangnya masih menghantui Kolombia dan bahkan dunia sebagai legenda kelam yang sulit dilupakan.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.