Beranda Makna dan Kontroversi Istilah Bersiap di Indonesia
ADVERTISEMENT

Makna dan Kontroversi Istilah Bersiap di Indonesia

3 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Makna dan Kontroversi Istilah Bersiap di Indonesia, Source: Instagram @matapadi

Istilah Bersiap menggambarkan masa revolusi Indonesia pasca kemerdekaan, namun kini dianggap memunculkan kembali bias kolonial dan sentimen rasial.

Istilah Bersiap sering muncul dalam pembahasan sejarah Indonesia, terutama terkait masa revolusi setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Namun, penggunaan istilah ini mengundang perdebatan karena dianggap menonjolkan kekerasan rakyat Indonesia terhadap warga Belanda tanpa menilik akar kolonialisme yang lebih dalam.

Baca juga: Gubernur Jawa Barat Tolak Beras Belanda Tahun 1945

Asal-Usul Istilah Bersiap

Istilah Bersiap datang dari kesaksian warga Belanda yang mengalami kekerasan setelah Jepang kalah serta Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Mereka menyoroti masa tersebut sebagai periode penuh kerusuhan dan ketegangan, di mana sebagian rakyat Indonesia meluapkan amarah terhadap simbol-simbol kolonial.

Namun, jika ditinjau lebih dalam, kekerasan tersebut bukan semata-mata ledakan kebencian tanpa alasan. Para sejarawan menyebutkan bahwa peristiwa itu berakar pada ketimpangan sosial dan ekonomi yang diwariskan oleh sistem kolonial, serta rasa dendam terhadap penindasan yang berlangsung selama berabad-abad.

Akar Sosial dan Makna Revolusi

Di sejumlah wilayah Indonesia seperti Banten, Jawa Tengah, dan Sumatera Timur, rakyat bangkit melawan penguasa feodal dan kolaborator kolonial. Revolusi sosial ini memperlihatkan bagaimana kemarahan rakyat muncul akibat ketidakadilan yang diciptakan oleh sistem kolonial Belanda serta diperparah ketika masa pendudukan Jepang.

Namun, istilah Bersiap kemudian digunakan secara sepihak oleh pihak Belanda untuk menggambarkan kekerasan sebagai tindakan barbar. Padahal, konteks sejarahnya jauh lebih kompleks karena mencerminkan perjuangan rakyat untuk melepaskan diri dari struktur kekuasaan yang menindas.

Perspektif Sejarah dan Dampaknya Kini

Penggunaan istilah Bersiap sering kali menyederhanakan fakta sejarah yang beragam serta menyebabkan generalisasi terhadap kelompok etnis tertentu. Banyak pihak menilai istilah ini berpotensi menghidupkan kembali sentimen rasial serta mengabaikan konteks perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sejumlah sejarawan menekankan pentingnya membaca peristiwa tersebut secara lebih objektif. Tokoh-tokoh seperti Sutan Sjahrir dan Soekarno sendiri menolak segala bentuk kekerasan, membuktikan bahwa Revolusi Indonesia tidak hanya soal amarah, melainkan juga perjuangan moral untuk membangun bangsa yang merdeka dan berkeadilan.

Baca juga: Perjuangan Haji Hasan Arif, Ulama Garut dalam Melawan Pajak Pemerintah Kolonial

Jadi Warginet, istilah Bersiap bukan sekadar identitas sejarah, melainkan refleksi dari masa penuh gejolak yang perlu dipahami secara utuh. Memahami konteksnya membantu kita melihat bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia merupakan proses yang kompleks serta tidak bisa disederhanakan dalam satu istilah semata.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.