Makna Mendalam Dibalik Lagu Cing Cangkeling, Tentang Manusia dan Tuhannya.


“Cing cangkeling Manuk cingkleung cindeten

Plos ka kolong Bapa Satar buleneng”

Orang Sunda pasti familiar dengan lagu tradisional ini. Cing Cangkeling, lagu tradisional asal Jawa Barat yang biasanya dinyanyikan oleh anak-anak saat bermain terutama sebagai pengiring permainan ucing-ucingan. Siapa sangka ternyata lirik lagu ini memiliki makna mandalam. Mari kita bedah makna yang terkandung di dalamnya.

 

Cing Cangkeling merupakan gabungan dari dua arti kata yang berbeda. Cing artinya kependekan dari cicing atau diam, atau bisa juga digunakan sebagai kata imbuhan untuk menunjukkan permohonan. Cangkeling artinya menyepi atau menyendiri. Maka Cing Cangkeling bisa diartikan “mari menyendiri.”

 

Bila ditelisik kembali, cangk-eling punya kata yang tersembunyi, “eling” yang artinya anjuran untukk mengingat Tuhan. Sehingga kata cing cangkeling ini dapat bermakna lain menjadi suatu nasihat “cing gera eling”, anjuran untuk segera ingat kepada Tuhan. 

 

Manuk cingkleung cindeten, memiliki arti burung cacat bertengker. Manuk artinya burung, cingkleung artinya cacat/tidak sempurna, sedangkan cindeten artinya berhenti/diam/bertengker. Makna kalimat ini menunjukkan ruh manusia yang segera diam dan tidak tahu arah hidupnya. Hindari berbagai tindakan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Berpikirlah dalam diam. 

Plos ka kolong, artinya masuk ke kolong, ini bermakna mengingatkan pada kematian. Bapa satar buleneng, bapa satar artinya keranda dan buleneng artinya bulat bersih/tampak jelas/ tak ada kotor sedikitpun. Maka arti dari kalimat itu adalah tak ada sesuatu yang dibawa ke liang lahat kecuali kain kafan yang digunakannya. Saat itu juga manusia menyadari kesalahan dan kebenaran.***

 

Sumber: sundapedia.com


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka