Mengenal Ciri-ciri Domba Garut, Jangan Sampai Keliru Ya!
Domba Garut telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Garut sejak masa lampau. Dikenal dengan tubuhnya yang besar dan postur yang kokoh, domba ini turut melahirkan tradisi khas daerah, yaitu seni laga domba yang populer di kawasan Bayongbong, Garut.
Keunikan Domba Garut berasal dari hasil persilangan tiga jenis domba: domba lokal Indonesia, domba Merino yang berasal dari Asia Kecil, serta domba ekor gemuk dari Afrika. Kombinasi genetika ini menghasilkan domba dengan fisik yang tangguh dan penampilan yang khas.
Di kalangan masyarakat, hewan ini tidak hanya dikenal sebagai Domba Garut, tetapi juga sering disebut sebagai domba Priangan, yang mengacu pada daerah asalnya di wilayah Tatar Priangan, Jawa Barat.
Ciri-ciri Fisik Domba Garut
Domba Garut memiliki keunikan dan ciri fisik tersendiri, antara lain:
-
Domba Garut dikenal memiliki tubuh yang cukup besar, terutama pada pejantan dewasa yang beratnya dapat mencapai 60 hingga 80 kilogram. Sementara itu, betina memiliki bobot lebih ringan, berkisar antara 30 hingga 40 kilogram.
-
Salah satu ciri khas paling mencolok dari domba jantan adalah tanduknya yang besar dan melengkung ke belakang, lalu berputar ke depan membentuk spiral. Tanduk kanan dan kiri tumbuh begitu dekat hingga nyaris menyatu di bagian pangkalnya. Sebaliknya, domba betina tidak memiliki tanduk sama sekali.
-
Domba ini juga memiliki ekor pendek dengan pangkal yang tebal, menandakan simpanan lemak atau struktur ekor yang khas. Lehernya tampak kuat dan kokoh, mendukung postur tubuh yang tangguh.
-
Bentuk telinga domba Garut bervariasi—ada yang panjang, sedang, hingga pendek—dan terletak di belakang pangkal tanduk. Bulunya cenderung lebih panjang dan lembut dibandingkan domba lokal asli, dengan warna yang beragam seperti putih, hitam, cokelat, ataupun perpaduan dari ketiganya.
-
Dengan postur tubuh yang besar dan daging yang melimpah, domba Garut merupakan salah satu jenis ternak yang sangat baik untuk tujuan produksi daging.
Pemeliharaan Domba Garut, baik dalam skala peternakan pembibitan maupun usaha penggemukan, tidak memerlukan teknologi yang rumit. Secara umum, kebutuhan teknis yang harus dipenuhi meliputi pemilihan lokasi, pembangunan kandang, serta penyediaan perlengkapan dasar.
Dalam menentukan lokasi peternakan, beberapa aspek penting perlu menjadi pertimbangan, seperti kondisi lingkungan, ketersediaan sumber daya alam, faktor sosial-ekonomi masyarakat sekitar, serta regulasi hukum yang mendukung kegiatan budidaya domba.
Pemerintah Kabupaten Garut sendiri telah menetapkan sejumlah wilayah sebagai pusat produksi Domba Garut khususnya untuk keperluan daging. Wilayah-wilayah tersebut antara lain berada di Kecamatan Wanaraja, Banyuresmi, Singajaya, Banjarwangi, Cikajang, Bungbulang, dan Cisewu.
Meski belum tersedia data spesifik terkait populasi Domba Garut secara tersendiri, data dari Dinas Peternakan menunjukkan bahwa populasi domba secara keseluruhan di Kabupaten Garut selalu menempati posisi tertinggi dibandingkan jenis ternak besar lainnya. Hingga saat ini, jumlah populasi domba di wilayah tersebut tercatat mencapai 416.158 ekor—angka yang menunjukkan peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya yang belum menyentuh angka 400 ribu.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.