Beranda Mengenang Momen Budaya Populer yang Kian Luntur di Tengah Era Moderenisasi
ADVERTISEMENT

Mengenang Momen Budaya Populer yang Kian Luntur di Tengah Era Moderenisasi

23 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Mengenang Momen Budaya Populer yang Kian Luntur di Tengah Era Moderenisasi. (Source: Instagram/@saiyansurender)

Momen budaya populer yang semakin luntur ini, kini hanya tinggal kenangan yang menjadi bahan obrolan penghubung seseorang dengan yang lainnya.

Salah satu unggahan Malaka Project dalam Instagramnya memiliki daya tarik tersendiri, sehingga mampu menjadi ruang diskusi dan ruang mengenang masa lalu. Unggahan tersebut menyoroti bagaimana dulu masyarakat lebih mudah menemukan “cultural moment” atau momen budaya yang dikenali bersama-sama oleh hampir semua orang.

Terdapat banyak topik pembahasan yang dapat dikenang saat ini, seperti tayangan Dragon Ball Z, musik Sheila on 7, hingga iklan rokok legendaris, semuanya menjadi bagian dari pengalaman kolektif yang menyatukan masyarakat.

Fenomena ini disebut sebagai modal sosial, yakni pengalaman budaya yang mampu menjadi penghubung dalam percakapan sehari-hari. “Dulu gampang nemuin cultural moment yang semua orang tahu bareng-bareng,” tulis unggahan tersebut.

Baca Juga: Band Lokal yang Lagunya Menggunakan Bahasa Sunda

Kini, dengan maraknya media sosial dan banjir informasi, momen budaya yang benar-benar dirasakan secara bersama semakin jarang terjadi.

Ukan hanya di Indonesia saja, pergeseran budaya ini juga dirasakan di berbagai negara lainnya. Para pengamat media mencatat bahwa era digital membuat masyarakat semakin terfragmentasi.

Konten hiburan dan informasi kini tersebar ke dalam subkultur atau komunitas kecil dengan minat khusus. Alhasil, momen budaya universal yang bisa dinikmati seluruh masyarakat semakin sulit ditemukan.

Namun, di sisi lain, kondisi ini juga membuka ruang bagi komunitas dan identitas baru untuk tumbuh. Subkultur musik, film, hingga tren daring kini menjadi wadah perayaan keunikan masing-masing kelompok. Pakar komunikasi budaya dari Universitas Indonesia, Dr. Devie Rahmawati mengungkapkan bahwa lunturnya budaya populer lama itu merupakan transisi mulai dari budaya mass menuju budaya komunitas.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film tentang Kemerdekaan Indonesia, Cocok Buat Nonton Bareng se kampung!

“Kalau dulu orang punya referensi bersama, sekarang orang merayakan keunikannya masing-masing. Ini tanda bahwa masyarakat makin plural dalam mengekspresikan diri,” ujarnya yang dilansir dari Tempo

Unggahan Malaka Project ini pun menjadi refleksi bagi publik, apakah kita masih bisa menemukan momen budaya kolektif yang menyatukan, atau justru harus menerima kenyataan bahwa dunia kini bergerak ke arah yang lebih beragam dan terfragmentasi.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.