Prasasti Barukai, Bukti Peninggalan Kerajaan di Garut


Di Garut pernah ada kerajaan-kerajaan. Salah satu peninggalannya bernama barukai. Barukai adalah prasasti yang ditemukan di Kampung Barukai (disebut juga Kampung Batu Tulis), Desa Cigedug, Kecamatan Bayongbong. Lokasi tepatnya berada di sebidang kebun milik Bapak Mohammada Toha di pinggir jalan kampung. Di sebelah barat dengan jarak 100 m dari prasasti mengalir sungai Cikuray yang merupakan anak sungai Cimanuk.

Bentang alam wilayah ini merupakan dataran tinggi bergelombang dengan ketinggian antara 1100 - 1200 mdpl. Wilayah ini diapit oleh gunung Cikuray sebelah timur dan gunung Papandayan di barat. Areal situs adalah ladang yang kurang terurus sehingga ditumbuhi semak belukar dan beberapa tanaman keras. 

Berdasarkan hasil pengupasan yang dilakukan oleh penduduk pada 1927, lokasi prasasti ditemukan di cekungan sekitar 0,50 meter. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa prasasti tersebut ditulis pada sebuah bongkah batu berbentuk persegi empat. Media batu tergolong batuan andesittik dengan ukuran 130 cm x 170 cm dan ketebalan ukuran 15 cm dari permukaan tanah. Permukaan batu yang ditulisi tidak rata, teknik penulisan dengan sistem gores yang tidak begitu dalam. Jenis huruf yang digunakan adalah huruf Sunda Kuno dengan bunyi bhagi bhagya / ka / nu ngaliwat.

Pada permukaan yang ditulis terdapat goresan-goresan tebal dan dalam yang terbagi pada beberapa kotak. Dekat prasasti di sisi abrat ada lempengan batu yang permukaannya rata. Lempengan tersebut berukuran 85 cm x 70 cm dengan ketebalan 7 cm. Namun, sayangnya hingga sekarang belum dapat diidentifikasi siapa dan kapan pembuatan prasasti tersebut. Kesulitan itu karena tidak ada temuan artefak lain. Penduduk yang tinggal dekat lokasi pun belum pernah menemukan artefak misalnya fragmen keramik atau gerabah.

 

Sumber materi : 

Harsono, Asep. 2007. Tatar Garut

Sumber foto : visitgarut.garutkab.go.id


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka