ADVERTISEMENT
Beranda Sejarah Kerajaan Salakanagara: Cikal Bakal Peradaban di Jawa Barat

Sejarah Kerajaan Salakanagara: Cikal Bakal Peradaban di Jawa Barat

1 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Ilustrasi: Kerajaan Salakanagara

Kerajaan Salakanagara, atau dikenal juga sebagai Rajatapura (Kota Perak), merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang tercatat dalam Naskah Wangsakerta yang ditulis pada abad ke-18. Berdiri sejak tahun 130 M hingga 362 M, kerajaan ini diyakini sebagai cikal bakal peradaban di wilayah barat Pulau Jawa, tepatnya di daerah yang kini menjadi Provinsi Banten.

Salakanagara diperkirakan adalah kota yang disebut Argyre oleh Ptolemeus, seorang ahli geografi Yunani, pada tahun 150 M. Kerajaan ini berkembang di sekitar Teluk Lada, Pandeglang, dan selama lebih dari dua abad menjadi pusat pemerintahan yang dipimpin oleh Dinasti Dewawarman, dari Dewawarman I hingga Dewawarman VIII. 

Asal Usul dan Pendirian Kerajaan

Pendiri Salakanagara adalah Dewawarman I, yang memerintah dari tahun 130 M hingga 168 M. Ia merupakan seorang penguasa yang bergelar Prabu Darmalokapala Haji Raksa Gapura Sagara. Kerajaan ini meliputi wilayah barat Pulau Jawa dan daerah sekitarnya, termasuk pulau-pulau di sekitar Selat Sunda.

Jayasingawarman, yang kemudian mendirikan Kerajaan Tarumanagara, adalah menantu Dewawarman VIII. Ia berasal dari India, melarikan diri ke Nusantara setelah wilayahnya ditaklukkan oleh Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magadha. Dengan berdirinya Tarumanagara, pusat kekuasaan pun berpindah, dan Salakanagara menjadi bagian dari kerajaan yang lebih besar tersebut.

Pemerintahan Dinasti Dewawarman

Selama 232 tahun eksistensinya, Salakanagara diperintah oleh sembilan raja dari Dinasti Dewawarman. Raja pertamanya, Dewawarman I, dilanjutkan oleh keturunannya, mulai dari Dewawarman II hingga Dewawarman VIII. Dinasti ini terus memegang kendali hingga akhirnya wilayah Salakanagara menjadi bagian dari Kerajaan Tarumanagara setelah masa pemerintahan Dewawarman VIII.

Berikut adalah daftar raja-raja Salakanagara:

1. Dewawarman I (130-168 M)

2. Dewawarman II (168-195 M)

3. Dewawarman III (195-238 M)

4. Dewawarman IV (238-252 M)

5. Dewawarman V (252-276 M)

6. Dewawarman VI (276-289 M)

7. Dewawarman VII (289-308 M)

8. Dewawarman VIII (308-362 M)

9. Dewawarman IX (362 M)

Meskipun Salakanagara tidak meninggalkan peninggalan fisik seperti candi atau prasasti, jejak kekuasaannya dianggap sebagai fondasi awal bagi kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, seperti Pajajaran, Sriwijaya, dan Majapahit.

Hubungan dengan Gunung Salak

Nama Salakanagara kerap dikaitkan dengan Gunung Salak di Bogor. Dalam bahasa Sunda, Salaka berarti perak, merujuk pada kilau gunung ini saat terkena sinar matahari. Kemiripan antara nama Salaka dan Salak memperkuat dugaan bahwa nama kerajaan ini berasal dari alam sekitarnya yang khas.

Warisan dan Pengaruh

Meskipun Kerajaan Salakanagara hanya bertahan selama sekitar dua abad, pengaruhnya terhadap sejarah peradaban di Nusantara tidak dapat dipandang sebelah mata. Garis keturunan raja-raja Salakanagara diyakini melahirkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah kerajaan besar lainnya, seperti Pajajaran dan Majapahit. Sejarah Salakanagara juga menunjukkan bahwa hubungan antara Nusantara dan India sudah terjalin sejak lama, baik melalui jalur perdagangan maupun pernikahan antarbangsawan.

Dengan demikian, Salakanagara memegang peranan penting dalam membentuk fondasi awal peradaban di Pulau Jawa dan sekitarnya, serta menjadi salah satu titik awal sejarah kerajaan-kerajaan besar yang pernah berjaya di Nusantara.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.