Sejarah Pelaksanaan Sidang Isbat Oleh Kementerian Agama Indonesia


Kementerian Agama Republik Indonesia berdiri pada tahun 1946, sejak saat itu Kementerian Agama tekha menentapkan kewanangan mengenai penetapan Hari Raya yang berkaitan dengan peribadahan, termasuk Hari Raya Idul Fitri beserta penetapan bulan Ramadan. Sidang Isbat pertama kali dilakukan oleh Kementerian Agama pad atahun 1962.

Sidang isbat pertama ini diikuti oleh para ahli dan juga ulama serta anggota organisasi islam yang siap memberikan pendapat mengenai penetapan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal. Penetapan Ramadan pada tahun 1950 sampai 1952 ditetapkan dengan cara memperhitung peredaran bulan sebagai dasar penetapan tanggal 1 Ramadan.

Kementerian Agama juga memiliki tugas untuk menetapkan tanggal-tanggal hari raya yang di mana hari raya tersebut ditetapkan sebagai hari libur nasional. Pada tahun 1970 Kementerian Agama membentuk Badan Hisab dan Rukyat (BHR) sebuah badan yang diperuntukkan untuk menetapkan 1 Ramadan dan 1 Syawal dengan metode rukyatu hilal ataupun metode peredaran bulan atau hisab.

Badan Hisab dan Rukyat ini diketuai oleh Saadoeddin Djambek yang merupakan pakar ilmu falak dari Muhammadiyah. Peran Badan HIsab dan Rukyat ini dinataranya menentukan hari-hari besar Islam dan hari libur nasional yang berlaku di seluruh Indonesia, menyatukan penentuan awal bulan islam yang berkaitan dengan ibadah umat islam seperti 1 Ramadan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah (Idul Adha) dan menjaga persautuan umat islam serta mengatasi pertentangan dan perbedaan dalam pandangan ahli hisab.

Saat ini BHR berada di bawah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, tugas dan lingkung kerja BHR tidak dicampuri oleh negara tetapi negara tentu saja menyediakan pelayanan dan pendampingan untuk pelaksanaan ibadah.

 

 

Sumber : Kementerian Agama Republik Indonesia 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka