Serba-Serbi Tradisi Mudik Lebaran, dari Hulu hingga ke Hilir


Menjelang libur lebaran, antrean kendaraan para pemudik mulai memadati jalanan. Hal ini tentunya tidak begitu aneh bagi Masyarakat Indonesia. Pasalnya, bagi orang Indonesia, mudik seolah menjadi aktivitas tahunan yang wajib dilakukan. Nah, usul punya usul, fenomena mudik ini merupakan tradisi yang sudah terjadi di masa lampau.

Menurut sejarahnya, setelah kemerdekaan, orang-orang sudah melakukan mudik dengan Jakarta sebagai pusat utamanya. Kala itu,  sebagai kota yang baru tumbuh, banyak pekerja di sektor formal dan informal yang menbutuhkan pekerjaan.  Kebutuhan akan pekerja inilah kemudian menarik banyak orang dari daerah sekitarnya untuk berkunjung ke Jakarta.

Secara istilah, kata "Mudik" sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang merupakan singkatan dari kata ‘Mulih Diluk’ dan mengandung arti "pulang ke kampung halaman sebentar". Sedangkan dalam bahasa Betawi, Mudik ini juga  merupakan singkatan dari "Menuju Udik" yang memiliki arti pulang kampung.

Mengutip dari diskusi sejarah historia.id, seorang ahli sejarah, Yuanda Zara, mengungkapkan bahwa setelah Ibukota RI dipindahkan kembali ke Jakarta, pasca Agresi Militer Belanda 2, masyarakat Indonesia beramai-ramai datang ke Jakarta. Data menunjukan, di tahun 1948 penduduk Jakarta hanya berjumlah 800 orang, setelah adanya arus urbanisasi ke Jakarta. Angka tersebut kemudian melambung naik menjadi 1,4 juta jiwa di tahun 1950-an, dengan mayoritas pendatang dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Pesatnya pertumbuhan penduduk ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan fasilitas dan lapangan pekerjaan oleh pemerintah saat itu. Pemerintah Indonesia, saat itu tengah memfokuskan dana untuk pembangunan Jakarta, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah merasa bahwa Jakarta lah tempat mereka mengadu nasib dan peruntungan.

Seiring berjalannya waktu, setelah beberapa tahun, pendapatan masyarakat daerah yang bekerja di Jakarta meningkat, saat itu sebagian besar dari mereka sudah mulai merindukan kampung halaman. Karenanya, di tahun 70-an, terjadi fenomena mudik masal dari Jakarta ke daerah-daerah di semua pulau  di Indonesia. Sejak saat itulah, "Mudik" mulai menjadi tradisi umum setiap tahun, khususnya di momentum hari besar seperti Idulfitri.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka