“Susuk” Urban Legend di Pulau Jawa


Film “Susuk” ini memberikan edukasi terutama dalam hal mengingatkan penonton tentag resiko dan dampak negatif penggunaan susuk. Film ini memberikan pesan moral tenFtang menghargai waktu dan menghindari tindakan negatif. Kalau pakai susuk bisa nyusahin diri sendiri dan orang lain yang ada disekitarnya. Film ini juga memberikan holding security untuk perempuan. Karena susuk ini hanya memberikan kepuasan tersendiri, dalam film ini memberikan sisi insecure dengan menggunakan cara yang tidak positif. Film ini banyak edukasinya setiap tokoh mempunyai pesan tersendiri.

 Cerita ini diangkat berdasarkan urban legend yang lumayan terkenal di pulau jawa. Penulisnya juga sempat datang ke tempat pelepasan susuk supaya tahu prosesnya gimana, apa saja yang terjadi, beberapa adegan juga diangkat dari kisah nyata. Untuk lokasi pembuatan film ini dilakukan di jogja dari persiapan, syuting, dan yang lainnya total persiapannya memakan 3 bulan.

Menurut Jourdy Pranata adegan yang sulit itu saat closing dimana teknisnya sangat rumit, emosi yang berlayer dan banyak koreo. Medannya juga cukup sulit karena lokasi kuburanya ada ditengah hutan. Kalau menurut Nurdiyanto adegan yang sulit saat jadi macan, banyak angle yang di ambil, pakai darah segala macem, takenya juga diulang-ulang.

Ada juga kejadian aneh yang dialami oleh pemeran film saat berada di lokasi, karena lokasi kuburannya dihutan sudah bertahun-tahun dan juga pohon beringin yang umurnya udah lama. Disitu juga dijadikan tempat untuk menimba ilmu pesugihan dan banyak sesajen di pinggirnya. Dilokasi tersebut ada kejadian aneh, waktu syuting sempat terjadi badai, ramalan cuaca hari itu cerah, proses pelaksanaan syuting harus di cut karena kuburannya banjir. Waktu keluar dari area tersebut kering, gak hujan sama sekali, hujannya cuman di area itu saja, kemudian proses syuting dihentikan selama 2 hari. Para pemeran kemudian introfeksi diri ternyata mereka dibilang terlalu suudzon.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka