Tentang Kebaya Sunda


[Illustration : BP-guide.id]

Kebaya di dalam budaya sunda termasuk kedalam konsep estetika, untuk konsep estetika sendiri budaya Sunda mengacu pada budaya Masyarakat Baduy. Masyarakat Baduy hanya mengenal warna hitam dan putih. Di dalam Kebudayaan Baduy, warna hitam merupakan ciri khas Baduy Luar dan warna putih meupakan ciri khas Baduy Dalam.

Namun, menurut Achjadi secara umum masyarakat Sunda menyukai warna-warna cerah dan mencolok. Warna cerah dan mencolok ini menunjukkan watak masyarakat Sunda sebagai Masyarakat yang periang, bebas, terbuka dan siap dalam menerima hal-hal baru.

Namun, dalam budaya Sunda terutama budaya Sundah buhun terdapat warna-warna tertentu yang hanya boleh dipakai oleh golongan tertentu saja, bahkan beberapa warna menggambarkan status sosial.

Seperti golongan menak atau golongan bangsawan yang menggunakan warna-warna lembut dan netral karena mengikuti penggunaan warna yang diatur oleh pemerintah kolonial, sementara masyarakat kelas bawah lebih suka menggunakan warna-warna mencolok dan bebas. Penggunaan warna ini tercermin dalam penggunaan kebaya Sunda.

Kebaya sunda biasanya merujuk pada panjang kebaya yang medium yakni kebaya yang tidak terlalu pendek ataupun tidak terlalu panjang , rapat dan tidak membuka walapun tidak dikancingkan. Kemudian ujung belahan penutup bagian bawah tidak terlalu runcing, tidak terlalu lebar dan tidak terlalu sempit.

Untuk pelengkapnya biasanya menggunakan aksesoris seperti kalung yang letaknya tersebunyi di bawah opening kebaya. Selain kalung, selendang juga digunakan sebagai aksesoris pelengkap. Selendang ini merupakan tanda sebagai wanita baik-baik.

Penggunaan ornamen, ragam hias dan aksesori pada kebaya Sunda merupakan simbol status sosial dan juga berfungsi sebagai hiasan. Biasanya ornamen yang digunakan oleh para menak terbuat dari emas ataupun menggunakan warna emas, kemudian bentuk pasmen yang menyerupai bentuk flora ini menunjukkan pangkat atau gelar sang pemakainnya.

Sedangkan untuk masyarakat biasa, mereka biasa menggunakan kebaya sederhana dan hiasan yang digunakan tidak berwarna emas, kemudian ornamen-ornamen yang dipasangkan pada kebayanya lebih sederhana dan tidak serumit kebaya-kebaya yang digunakan oleh para kaum menak.

 

Sumber : Irma Russanti dalam buku Sejarah Perkembangan Budaya Sunda 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka