Empat Tingkatan Gejala COVID-19 dan Cara Perawatannya


Tingkat kasus terkonfirmasi positif tiap hari semakin meningkat. COVID-19 rasanya sudah semakin ada di sekitar kita, bahkan ada beberapa dari kerabat dan teman yang sudah terkena virus ini. Perlunya kita mengenali tingkatan gejala COVID-19 yang ada untuk pencegahan dan perawatan diri sendiri atau orang-orang terdekat.

Berikut empat tingkatan gejala COVID-19:

1. Tanpa Gejala

Pasien yang terkonfirmasi positif ini bisa tanpa gejala, adapun ciri-cirinya yaitu frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasinya ≥ 95%. Frekuensi napas ini adalah jumlah napas yang dilakukan seseorang per menit.

Pasien tanpa gejala COVID-19 bisa langsung isolasi mandiri di rumah atau fasilitas isolasi yang tersedia dari pemerintah untuk tempat perawatan. Lalu dapat mengosumsi vitamin C, D, Zinc sesuai aturan dari kesehatan. Lama perawatannya yaitu sepuluh hari isolasi sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.

2. Ringan

Pasien yang mengalami gejala COVID-19 yang ringan ini ciri-cirinya sebagai berikut:

-demam dan batuk (umumnya batuk kering ringan)

-kelelahan ringan (fatigue)

-sakit kepala

-anoreksia (gangguan makan)

-anosmia (kehilangan indera penciuman

-ageusia (kehilangan indera pengecapan)

-myalgia (nyeri otot) dan nyeri tulang

-nyeri tenggorokan

-pilek dan bersin

-mual, muntah

-nyeri perut, diare

-konjungtivitas (mata merah)

-kemerahan pada kulit atau perubahan warna pada jari-jari kaki

Serta frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi ≥ 95. Pasien dapat langsung melakukan isolasi di fasilitas pemerintah atau isolasi mandiri di rumah bagi yang memenuhi syarat. Terapinya dapat menggunakan oseltamivir atau favipiravir, azitromisin, vitamin C, D, Zinc tentunya sesuai aturan dan anjuran dokter. Lama perawatannya 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas dari gejala.

3. Sedang

Gejala pada pasien dengan tingkatan sedang ini sama seperti dengan pasien tingkatan ringan namun yang berbeda itu frekuensi napasnya 20-30 kali per menit dan adanya sesak napas tanpa distress pernapasan.

Tempat perawatan dapat di RS lapangan, RS Darurat COVID-19, RS Rujukan, dan RS non-rujukan. Terapinya menggunakan favipiravir, remdesivir 200mgIV, Azitromisin, kortikosteroid, vitamin C, D, Zinc, antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi Dokter Penanggung Jawab (DJP), pengobatan komorbid bila ada, terapi 02 secara non-invasif dengan arus sedang sampai tinggi (HFNC). Lama perawatannya yaitu 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala.

4. Berat atau Kritis

Gejala yang ditimbulkan sama seperti pasien sedang dan ringan namun frekuensi napas menjadi >30 kali per menit, saturasi <95% serta sesak napas dengan distress pernapasan. Kondisi kritis ini ciri lanjutannya yaitu ARDS (gagal napas); sepsis (kompilkasi berbahaya akibat infeksi), syok sepsis dan gagal multi organ. Selanjutnya untuk tempat perawatannya dapat langsung di HCI atau ICU RS Rujukan.

Terapi untuk pasien dengan tingkatan berat ini dengan favipiravir, remdesivir 200mgIV, Azitromisin, kortikosteroid, vitamin C, D, Zinc, antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi Dokter Penanggung Jawab (DJP), pengolabatan komorbid bila ada, HFNC atau ventilator dan terapi tambahan. Lama perawatannya sampai dinyatakan sembuh oleh DPJP dengan hasil PCR negatif dan klinis membaik.

Tidak lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker ganda, cuci tangan, hindari kerumunan, jaga jarak serta vaksinasi untuk tindakan preventif.

Sumber: covid19.go.id

 

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka