Kerajinan Kulit Garut jadi Warisan Budaya Jawa Barat 2025, Intip Sejarahnya!
Kerajinan kulit Sukaregang dari Kabupaten Garut resmi ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Jawa Barat tahun 2025. Dilihat dari sejarahnya, pengrajin kulit di Garut sudah bermula sejak zaman kolonial.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar, bersama Tim WBTB Jawa Barat telah menetapkan kerajinan kulit Garut ini sebagai warisan budaya.
Umumnya barang-barang tersebut dibuat oleh para pengrajin yang ada di sekitar Garut Kota. Namun seiring gencarnya ekspansi dagang produk Tiongkok, barang dari negeri itu kini turut pula mewarnai geliat industri kulit di Sukaregang.
Dikutip dari indonesia.go.id, beragam model dari produk kerajinan kulit seperti tas dan jaket di Sukaregang bukan cuma diminati oleh pasar dalam negeri. Jepang, Korea Selatan dan beberapa negara di Afrika, Eropa dan Amerika pun menjadikan produk Sukaregang sebagai komoditas yang dapat dijual secara kualitas dapat bersaing mutunya.
Baca juga: Peran Garut Sebagai Wilayah Hinterland
Harganya pun terjangkau, sebagai gambaran, harga tas kulit embos sekitar Rp250.000. Jaket kulit mulai Rp750.000-an, sendal mulai dari Rp50 ribuan.
Sejarah Kerajinan Kulit Garut
Dikutip dari jabarprov.id, kerajinan kulit Sukaregang telah berkembang sejak zaman kolonial Belanda pada awal abad ke-20. Awalnya, produk kulit dari Sukaregang digunakan untuk membuat pelana sepeda dan jok delman.
Industri ini dikelola oleh tokoh-tokoh lokal seperti Haji Muhtar dan Haji Usman, yang kemudian dilanjutkan oleh generasi penerus seperti Haji Ayub dan Haji Ujang Solihin.
Proses penyamakan kulit yang terjadi saat itu masih menggunakan teknik manual yang diwariskan secara turun-temurun. Bahan bakunya pun berasal dari hewan lokal seperti domba, sapi, dan kerbau, yang mencerminkan kearifan lokal Garut.
Keahlian mengolah kulit hewan mulai menyebar dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Sejak saat itulah komunitas pengrajin di Garut mulai meluas.
Persisnya pada tahun 1970 hingga 1980-an, industri kulit di wilayah Garut mulai berkembang secara signifikan.
Begitu pun juga dengan toko di Sukaregang di mulai sekitar tahun 1970. Karena bisnis tersebut ramai, maka bertambah pula toko-toko baru di sana yang menjual beragam produk.
Produk yang dijual di sana mulai dari jaket kulit, sandal, topi, dompet, sabuk, sepatu dan juga tas kulit. Dijual juga bermacam aksesories seperti gantungan kunci dll.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.