ADVERTISEMENT
Beranda Kosakata Panggilan dalam Bahasa Sunda dari Halus hingga Kasar

Kosakata Panggilan dalam Bahasa Sunda dari Halus hingga Kasar

10 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Kosakata Panggilan dalam Bahasa Sunda dari Halus hingga Kasar. (Source: Instagram/@indoindians)

Dalam Bahasa Sunda, ragam panggilan mencerminkan tingkat kesopanan dan kedekatan hubungan antar penutur. 

Pilihan kata sangat penting untuk menunjukkan rasa hormat, kedekatan, hingga suasana pergaulan dalam Bahasa Sunda. Salah satu aspek yang menarik untuk dipelajari adalah kosakata panggilan, yang memiliki tingkatan berbeda tergantung pada siapa lawan bicaranya. 

Sebagaimana Bahasa Jepabg, Bahasa Sunda juga menggunakan sistem tingkatan bahasa atau yang disebut undak-usuk basa, di mana setiap kata dan juga panggilan sangat beragam, mulai dari panggilan yang halus, hingga panggilan kasar.

Good News From Indonesia menuliskan dalam salah satu unggahannya, di mana panggilan dalam Bahasa Sunda tidak hanya menunjukkan komunikasi masyarakat Sunda dalam keseharian mereka saja, tapi juga sebagai bentuk nilai budaya masyarakat Sunda yang menjunjung tinggi kesopanan dan penghormatan.

Baca Juga: Bahasa Sunda Jadi Warisan Budaya yang Berpotensi Mendunia

1. Panggilan Halus (Lemes)

Untuk berbicara dengan orang yang lebih tua, dihormati, atau dalam situasi formal, Bahasa Sunda menggunakan panggilan yang lembut dan sopan. Contohnya:

Abdi: Saya

Anjeun: Anda/kamu (versi halus)

Aranjeun: Kalian

Arurang: Kami/kita

Aranjeunna: Mereka

Réréncangan: Teman

Penggunaan kosakata ini mencerminkan adab berbicara yang sangat dijaga dalam masyarakat Sunda.

2. Panggilan Biasa (Loma)

Dalam situasi sehari-hari yang tidak terlalu formal, digunakan bentuk panggilan yang netral namun tetap sopan dan biasanya digunakan dalam percakapan yang lebih santai:

Urang: Saya/kita 

Maneh: Kamu 

Maraneh: Kalian

Urang: Kami

Maranehna: Mereka

Babaturan: Teman

Kosakata ini sering digunakan dalam percakapan antar teman atau keluarga yang lebih akrab, namun tetap dalam batas sopan.

Baca Juga: Seru! Ini Dia Daftar Novel Berbahasa Sunda yang Wajib Dibaca

3. Panggilan Kasar (Kasar)

Meski tidak disarankan untuk digunakan sembarangan, Bahasa Sunda juga memiliki bentuk panggilan kasar atau tidak sopan. Biasanya digunakan dalam situasi bercanda yang sangat akrab, atau bahkan bisa bersifat merendahkan jika konteksnya salah:

Aing: Saya

Sia: Kamu

Si Eta: Orang itu (kasar, bisa terdengar menyepelekan)

Penggunaan kosakata kasar ini harus sangat berhati-hati, karena bisa menimbulkan salah paham atau dianggap tidak sopan dalam budaya Sunda.

4. Panggilan Keluarga dan Kerabat

Agan: Tuan

Abah: Ayah

Ema:Ibu

Nini: Nenek

Aki:Kakek

Teteh: Kakak perempuan

Aa’: Kakak laki-laki 

Néng/Nénéng: Adik perempuan

Ujang/Jang: Adik laki-laki

Akang/Kang: Suami (panggilan istri kepada suami atau panggilan pada orang asing secara halus)

Uwa: Kakak dari orang tua

Bibi: Adik perempuan dari orang tua

Amang/Emang: Om/adik laki-laki dari orang tua

Memahami panggilan dalam Bahasa Sunda di atas, bukan hanya soal mempelajari kata, tetapi juga memahami nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Dari yang halus hingga yang kasar, setiap panggilan memiliki makna dan fungsi sosial tersendiri. 

Sebagai penutur baru ataupun pendatang, mengenal dan menggunakan kosakata ini dengan tepat akan membantu membangun komunikasi yang lebih baik dan menghargai budaya lokal.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.