ADVERTISEMENT
Beranda Melestarikan Budaya: Ini Kesenian Khas Garut yang Masih Eksis Hingga Saat Ini!

Melestarikan Budaya: Ini Kesenian Khas Garut yang Masih Eksis Hingga Saat Ini!

1 hari yang lalu - waktu baca 3 menit
Melestarikan Budaya: Ini Kesenian Khas Garut yang Masih Eksis Hingga Saat Ini! (Source: Pinterest/@Willyabdullah)

Terdapat beberapa kesenian khas Garut yang tidak akan terpisahkan dari kebudayaan yang ada, sehingga menjadi aset yang perlu dilestarikan.

Kesenian khas Garut telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Sunda yang terus dilestarikan hingga saat ini. Banyak sekali daya tarik yang khas, ditambah seni pentas yang penuh arti. Oleh sebab itu, Garut punya banyak warisan tradisi yang menjadi ciri khas daerahnya. Kesenian itu, patut menjadi kebanggaan yang perlu dilestarikan dengan baik. 

Hal itu juga menjadi daya tarik budaya nasional yang sangat melekat. Eksistensi kesenian khas Garut jadi bukti kuat bahwa nilai-nilai tradisional tetap hidup di tengah modernisasi.

Sebagai bagian dari warisan budaya Sunda, pertunjukan seperti Seni Lais, Raja Dogar, dan Surak Ibra tidak hanya menarik perhatian wisatawan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pemertahanan budaya. Generasi muda pun kini semakin dilibatkan dalam berbagai festival dan pelatihan sehingga kesenian khas Garut tetap lestari.

Baca Juga: Garut Dijuluki Kota Apa? Yuk Kenali 7 Julukan Populer Kota Garut!

Kesenian Khas Garut yang Masih Eksis

1. Seni Lais, Atraksi Akrobatik Paling Ikonik

Seni Lais lahir dari keahlian unik Pak Laisan dalam memetik kelapa dari satu pohon ke pohon lain dengan teknik bergelantungan. Kini, atraksi tersebut diadaptasi menjadi pertunjukan akrobatik di atas tali sepanjang sekitar 6 meter, dihiasi aksi berani, humor, dan iringan musik tradisional Sunda seperti dog‑dog, pencak silat, dan reog.

Upaya pelestariannya terus dilakukan melalui Festival Lais dan edukasi generasi muda agar tradisi ini tetap diminati.

2. Raja Dogar (Ketangkasan Domba Garut)

Raja Dogar adalah pertunjukan berbentuk penggambaran domba adu, dimainkan dua orang dengan kostum domba besar ala barongsai. Penciptaannya oleh Entis Sutisna pada 18 Desember 2005, dan kini sering tampil dalam acara lokal hingga internasional.

Pemerintah Kabupaten Garut bahkan menjadikannya agenda tahunan potensial untuk pariwisata budaya.

3. Surak Ibra (Boboyongan)

Berasal asli dari Desa Cinunuk, Wanaraja, kesenian ini juga dikenal sebagai Boboyongan yang melibatkan 30–60 orang dengan memboyong tokoh simbol pemimpin sambil menari dan melakukan gerakan silat. 

Awalnya muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap kekuasaan Belanda, simbol persatuan dan gotong-royong masyarakat Garut. Acara ini rutin dipentaskan saat perayaan Hari Jadi Garut atau Hari Kemerdekaan Indonesia sebagai bagian tradisi yang masih hidup hingga kini.

4. Badeng dan Lais

Selain tiga kesenian di atas, Garut juga memiliki seni Badeng—pertunjukan berbasis angklung, dogdog lojor, dan angklung indung yang dibuat sejak abad ke‑19 oleh seorang wali bernama Lurah Acok (Arfan Nursaen) di Malangbong.

Badeng menggabungkan musik tradisional dengan unsur kerohanian serta kearifan lokal yang tetap dijalankan di komunitas adat hingga sekarang.

Baca Juga: Jalan-Jalan ke Garut? Jangan Lewatkan, Ini Minuman Khas yang Unik dan Legendaris

Upaya Pelestarian dan Penguatan Budaya

Upaya pelestarian kesenian khas Garut tidak hanya dilakukan komunitas lokal tapi juga didukung oleh pemerintah daerah dan lembaga budaya. Pementasan tetap digelar di festival adat maupun acara resmi, sementara edukasi dan pelatihan tari serta seni pertunjukan dijalankan secara rutin untuk melibatkan generasi muda.

Program-program seperti festival, pelatihan sanggar seni, serta pemanfaatan media sosial ikut mengangkat kesadaran tentang pentingnya menjaga warisan budaya ini tetap hidup dan relevan di era modern.

Kesenian khas Garut di atas merupakan cermin kekayaan budaya Sunda yang tetap eksis hingga saat ini. Melalui keterlibatan generasi muda, dukungan komunitas, dan penguatan festival budaya, warisan seni ini tak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi identitas yang terus dikenali dan dihargai secara luas.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.