ADVERTISEMENT
Beranda Mengenal Sungai Cimanuk sebagai Sungai Terbesar di Garut
ADVERTISEMENT

Mengenal Sungai Cimanuk sebagai Sungai Terbesar di Garut

3 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Mengenal Sungai Cimanuk sebagai Sungai Terbesar di Garut. (Source: Instagram/@@brayphotowork)

Sungai Cimanuk, yang berhulu di kawasan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, dikenal sebagai sungai terbesar di Garut dan salah satu sungai terpanjang di Jawa Barat. 

Sungai ini memiliki panjang kira-kira 180 km. Cimanuk, berhulu di kawasan pegunungan Garut, lalu mengalir hingga berakhir di Laut Jawa, wilayah Indramayu. Aliran ini menjadikan Cimanuk sebagai sumber air besar dan menjadi penopang utama sumber daya air di Jawa Barat.

Sebagai atribut geografis penting di Garut, Sungai Cimanuk bukan hanya menawarkan fungsi irigasi dan kehidupan masyarakat sepanjang alirannya, tetapi juga menyimpan sejarah perdagangan kuno. 

Di abad ke-16, muara Cimanuk pernah berfungsi sebagai pelabuhan utama kedua setelah Sunda Kelapa menurut catatan penjelajah Portugis, Tome Pires. 

Warginet akan mengetahui tentang asal-usul geografis, panjang aliran, peran penting Sungai Cimanuk bagi Garut, serta sejarah dan potensinya.

Baca Juga: Melestarikan Budaya: Ini Kesenian Khas Garut yang Masih Eksis Hingga Saat Ini!

Tentang Sungai Cimanuk

Sungai Cimanuk bermula dari mata air di Pegunungan Mandalagiri atau Gunung Papandayan, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, pada elevasi sekitar 1.700 mdpl. Dengan panjang sekitar 180 km, sungai ini melintasi beberapa kabupaten seperti Garut, Sumedang, Majalengka, hingga Indramayu, dan bermuara di Laut Jawa. 

Sungai yang menjadi penopang utama sumber daya air bagi Jawa Barat ini mampu menyediakan hingga 2,2 miliar m³ air setiap tahunnya.

Sejaran dan Peran Sungai Cimanuk

Sungai terbesar di Garut ini, mengalir dari hulu, melewati wilayah Garut Kota, hingga menjangkau hilir yang lebih luas, dan menjadikannya sungai utama baik dari segi panjang maupun volume air yang dialirkan. 

Debit airnya meningkat drastis saat musim hujan, seperti di Bayongbong yang tercatat meningkat hingga mencapai 13.500 liter/detik, naik dari kondisi normal sekitar 4.500 liter/detik.

Menurut catatan sejarah seperti dalam buku Suma Oriental karya penjelajah Portugis Tome Pires, Sungai Cimanuk disebut juga dengan nama Chemano yang merupakan salah satu pelabuhan penting milik Kerajaan Sunda di abad ke-16. 

Pelabuhan di muaranya bahkan diklaim sebagai pelabuhan terbesar kedua setelah Sunda Kelapa pada masa itu.

Baca Juga: Fun Fact Garut: Mengenal Kecamatan Bayongbong

Tantangan Lingkungan dan Infrastruktur

Sungai Cimanuk juga menghadapi sejumlah tantangan ekologis dan risiko bencana. Daerah aliran sungainya (DAS) dinyatakan kritis sejak era 1980-an. Koefisien Regim Sungai (KRS) Sungai Cimanuk sangat tinggi, mencapai angka 713, sehingga sangat melebihi batas normal (maksimal 80), artinya debit fluktuatif ekstrem antara musim hujan dan kemarau. 

Kondisi ini menyebabkan risiko banjir bandang, seperti yang terjadi pada 20 September 2016 di Kabupaten Garut yang merusak banyak area permukiman dan menyebabkan korban jiwa.

Langkah mitigasi mencakup konstruksi tanggul sepanjang 5 km serta pembangunan check dam di area hulu sungai, dikerjakan Kementerian PUPR melalui BBWS Cimanuk–Cisanggarung mulai tahun 2017 hingga 2018. Tujuannya adalah untuk mengendalikan endapan dan meminimalkan potensi banjir.

Potensi Wisata dan Pelestarian

Meski memiliki potensi wisata seperti arung jeram yang dikelola di area Bayongbong, dengan start di Padarek atau Leuwigoong sepanjang 2–4 km yang fasilitas pendukungnya masih terbatas dan belum sepenuhnya berkembang. 

Pihak Pemerintah Kabupaten Garut bersiap memperbaiki citra dan kualitas lingkungan sungai, termasuk upaya menjadikan kawasan bantaran lebih estetis dan bersih seperti area riverfront di kota-kota Eropa.

Sungai Cimanuk adalah sungai terpanjang dan terbesar yang berhulu di Garut, dengan peran penting dalam irigasi, sejarah pelabuhan, serta tantangan lingkungan masa kini. 

Dengan panjang sekitar 180 km, aliran yang dimulai dari Gunung Papandayan hingga bermuara di Laut Jawa menjadikan sungai ini sangat strategis secara geografis dan historis.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.