Stasiun Kamojan - Jejak Transportasi Kolonial hingga Kini Jadi Rumah Kontrakan
Terletak di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Stasiun Kamojan (KMJ) merupakan salah satu stasiun kereta api nonaktif yang menyimpan sejarah penting dalam perkembangan transportasi dan ekonomi di wilayah Priangan Timur.
Dibangun pada masa kolonial Belanda, stasiun ini menjadi bagian dari jalur kereta api Garut–Cikajang yang diresmikan pada 1 Agustus 1930.
Sejarah dan Peran Strategis
Stasiun Kamojan didirikan sebagai bagian dari upaya Pemerintah Hindia Belanda untuk membuka akses transportasi ke daerah pegunungan yang kaya akan hasil bumi, terutama kopi dan teh. Dengan ketinggian sekitar 922 meter di atas permukaan laut, jalur ini menjadi salah satu jalur kereta api ekstrem yang melintasi pegunungan di Jawa Barat.
Selain fungsi ekonominya, jalur ini juga memiliki nilai strategis dalam mendukung eksplorasi energi panas bumi di Kawah Kamojan, yang pada masa itu menjadi pusat penelitian energi terbarukan.
Stasiun Kamojan ini adalah hasil dari percobaan jalur kereta api ekstrem lintas pegunungan serta menjaring pusat perekonomian ketiga di Garut, yakni daerah Cikajang.
Dahulu, saat masih aktif hingga tahun 1980-an, stasiun ini selalu ramai dikunjungi oleh pengguna jasa angkutan yang hendak bepergian dengan kereta api hingga akhirnya ditutup pada tahun 1982 karena sarana yang sudah tua dan kalah bersaing dengan mobil pribadi maupun angkutan umum.
Artikel Pilihan: Menanti Stasiun Kereta Api Cikajang, Tertinggi di Asia Tenggara
Kondisi Terkini dan Potensi Reaktivasi
Setelah berhenti beroperasi pada November 1982 akibat penurunan jumlah penumpang, Stasiun Kamojan kini dalam kondisi nonaktif. Namun, rencana reaktivasi jalur kereta api Garut–Cikajang yang diusulkan oleh pemerintah daerah membuka peluang untuk menghidupkan kembali stasiun ini.
Untuk Warginet ketahui, setelah tidak aktif lagi, bangunan Stasiun Kamojan saat ini telah dijadikan sebagai rumah oleh warga setempat, bahkan dijadikan sebagai kontrakan.
Meskipun tidak lagi beroperasi, bangunan Stasiun Kamojan masih mempertahankan beberapa elemen arsitektur kolonial, seperti sirip kayu dan peron batu. Keberadaan bangunan ini menjadi saksi bisu sejarah transportasi di Garut dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai situs heritage yang menarik bagi wisatawan dan peneliti sejarah.
Harapan dan Tantangan
Reaktivasi Stasiun Kamojan tidak hanya menawarkan manfaat ekonomi dan pariwisata, tetapi juga menghadirkan tantangan, seperti kebutuhan akan investasi yang signifikan dan keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pengembangan.
Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan komunitas untuk memastikan bahwa proyek ini berjalan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.