Tantangan Regenerasi Lais, Seni Akrobatik Tradisional Garut


[Illustration : Iwan Gunaesa]

Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, banyak dari kesenian trasional yang mulai meredup. Tidak sedikit yang bahkan sudah tidak dapat dijumpai oleh anak muda saat ini, ini tentunya menjadi perhatian kita semua bahwa semakin sulitnya regenerasi kesenian tradisional. Padahal, seharusnya bagaimanapun itu kesenian tradisional menjadi tanggung jawab kita semua.

Salah satu kesenian tradisional yang sulit untuk ditemui yakni kesenian tari lais. Melansir Vice Indonesia, saat ini yang tersisa penggiat seni lais ini hanya tinggal dua orang. Salah dua sosok itu yakni Aki Ahudin yang kini kurang lebih sudah berusia 72 tahun. Namun, beliau sudah tidak dapat menampilkan atraksinya seperti jaman dulu karena usia yang semakin tua.

Dengan kesenian yang terbilang ekstrem ini banyak dari pemuda yang tidak memilih untuk mempelajarinya. Tantangan ini ditambah dengan Sebagian besar pemuda yang memiliki untuk merantau dan mencari pekerjaan di kota lain. Sampai saat ini yang tersisa hanya menantu dari Aki Ahudin yang juga dapat melakukan keseniaan ini.

Agar kesenian ini tidak redup berbagai upaya dilakukan, salah satunya yaitu pelestarian budaya kesenian tradisional lais dikukan oleh padepokan. Yang diantaranya yakni Padepokan Panca Warna Medal Panglipur yang berada di Kawasan Sayang, Desa Cibunar, kecamatan cibatu. Tentunya kesenian ini tidak boleh redup bahkan hilang dengan sia-sia maka para pemimpin padepokan sedang mengusakan berbagai cara agar kesenian lais ini tetap terjaga bahkan dibawah tekanan dari perkembangan teknologi dan budaya luar yang semakin banyak.

Materi : Good News From Indonesia 

foto :

( https://bandungklik.com/lais-seni-akrobatik-tradisional-asal-garut/seni-budaya/ )


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka