Beranda Mengenal Risiko dan Faktor Penyebab ADHD pada Orang Dewasa
ADVERTISEMENT

Mengenal Risiko dan Faktor Penyebab ADHD pada Orang Dewasa

12 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Mengenal Risiko dan Faktor Penyebab ADHD pada Orang Dewasa, Source: Pexels

ADHD pada orang dewasa dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Memahami penyebabnya membantu deteksi dini serta penanganan yang lebih tepat.

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau yang dikenal sebagai ADHD pada orang dewasa sering kali tanpa disadari sejak dini. Banyak orang baru menyadari kondisinya setelah menghadapi kesulitan dalam pekerjaan atau hubungan sosial. Padahal, membaca penyebab dan risikonya dapat mendukung dalam pengelolaan yang lebih efektif.

Baca juga: Mengapa Air Mata Keluar Saat Menguap? Ini Penjelasannya

Faktor Genetik dalam ADHD Dewasa

Berdasarkan penelitian medis, ADHD pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh faktor genetik. Profesor psikiatri dari Universitas Cincinnati, Stephen Rush, menerangkan bahwa hingga 80 persen kasus ADHD berkaitan dengan genetik. Kondisi ini jika dialami oleh salah satu anggota dalam keluarga, kemungkinan besar keturunannya juga akan mengalaminya.

Sementara itu, ilmuwan menemukan bahwa penderita ADHD mengalami perubahan kimiawi di otak, terutama dalam sistem dopamin dan norepinefrin. Kedua senyawa ini memainkan peran penting dalam menjaga fokus dan motivasi. Ketidakseimbangan kadar dopamin menyebabkan penderita sulit mempertahankan perhatian dalam jangka waktu lama, sehingga berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.

Pengaruh Lingkungan dan Kehamilan

Selain faktor genetik, lingkungan dan kondisi semasa kehamilan juga dapat berperan terhadap risiko ADHD. Beberapa studi menunjukkan bahwa paparan asap rokok, obesitas pada ibu hamil, hingga tekanan darah tinggi seperti preeklamsia dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan tersebut. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi perkembangan otak janin sejak dalam kandungan.

Selain itu, infeksi selama kehamilan juga dapat menjadi pemicu. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry mengungkap bahwa demam akibat infeksi dapat mengganggu pembentukan sistem saraf janin. Bahkan, waktu kelahiran tertentu seperti bayi yang lahir pada bulan September dianggap memiliki risiko lebih tinggi akibat pengaruh paparan infeksi musiman.

Peran Lingkungan dan Pola Hidup

Selain aspek biologis, paparan zat kimia dari lingkungan juga memiliki pengaruh dalam meningkatkan risiko ADHD pada orang dewasa. Zat seperti timbal, bisphenol A (BPA), dan ftalat yang terdapat pada plastik berpotensi mengganggu fungsi otak. Paparan dalam waktu yang panjang dapat memperburuk gejala seperti kesulitan berkonsentrasi hingga mudah terdistraksi.

Namun, penting untuk diingat bahwa interaksi antara faktor genetik dan lingkungan bukan suatu hal yang pasti. Pola gaya hidup sehat, seperti menjaga nutrisi, tidur cukup, hingga mengurangi stres, dapat membantu penderita ADHD beradaptasi dengan lebih baik. Dukungan keluarga juga berperan besar dalam menjaga kestabilan emosional dan sosial bagi penderita.

Baca juga: 7 Rekomendasi Aktivitas Penghilang Stres yang Wajib Dicoba, Dijamin Buat Warginet Semakin Tenang!

Nah Warginet, mengenali gejala ADHD pada orang dewasa bukan berarti akhir dari kemampuan untuk produktivitas. Dengan pengetahuan yang tepat serta dukungan yang konsisten, penderita ADHD tetap dapat berprestasi serta menjalani kehidupan yang berkualitas. Kesadaran akan pentingnya diagnosis sejak dini menjadi langkah awal untuk mencapai keseimbangan mental yang lebih baik.

Source: Nationalgeographic

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.