ADVERTISEMENT
Beranda Tebu Merauke Jadi Andalan Inovasi Bahlil untuk Food Estate

Tebu Merauke Jadi Andalan Inovasi Bahlil untuk Food Estate

17 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Tebu Merauke Jadi Andalan Inovasi Bahlil untuk Food Estate. (Source: Pixabay/@Momolebo2020)

Rencana pembangunan food estate yang diinisiasi oleh Bahlil Lahadalia dengan memanfaatkan hasil tebu di Merauke guna mempercepat transisi energi di Indonesia.

Pemerintah tengah menjalankan rencana ambisius melalui program food estate di Merauke, di mana lahan seluas 2 juta hektare akan difokuskan untuk budidaya tebu terpadu dengan industri gula dan bioetanol. 

Bahlil Lahadalia yang pada tahun terakhir masa kepemimpinannya sebagai Menteri Investasi, sekaligus sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun 2024 lalu, memimpin percepatan proyek ini. Tebu yang bukan hanya difokuskan pada produksi swasembada gula, juga akan dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar nabati dan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai alternatif.

Baca Juga: Jadi yang Pertama di Asia, Indonesia Bersiap Jadi Tuan Rumah World Science Forum Tahun 2026

Dilansir dari web resmi BKPM, bkpm.go.id, disebutkan bahwa sejah bulan April 2024, Presiden Jokowi telah menerbitkan Keputusan Presiden No. 15/2024 yang membentuk Satgas Swasembada Gula dan Bioetanol di Merauke, dipimpin langsung oleh Bahlil. 

Bahlil menegaskan bahwa proyek harus berjalan di atas prinsip keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal dnegan mengutamakan hak adat, simbiosis mutualisme, dan pelibatan pengusaha serta tenaga kerja setempat. Ia menegaskan bahwa perusahaan tidak boleh memarginalkan masyarakat Papua demi keuntungan ekonomi semata.

Disebutkan dalam hijau.bisnis.com, pada area klaster 3 seluas sekitar setengah juta hektare, pemerintah dan mitra swasta bakal membangun lima pabrik terintegrasi yang masing-masing mencakup produksi gula dan bioetanol, dengan dukungan teknologi mekanisasi modern dan bibit unggul dari dalam negeri maupun Australia. 

Dengan nilai investasi sebesar US$ 5,62 miliar (±Rp 83,3 triliun), proyek ini direncanakan mulai menghasilkan bioetanol pada tahun 2027 sebagai bagian dari komitmen negara menuju pertanian dan energi mandiri.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.