Tokoh Dibalik Penamaan RSU dr.Slamet


Seperti yang kita ketahui bahwa RSU dr. Slamet di Garut namanya diambil dari seprang dokter yang pernah menjabat sebagai kepala rumah sakit Garut yakni dr. Slamet Atmosoediro yang juga kepala dari tim penanggulangan wabah sampar yang terjadi di Garut pada tahun 1927. Slamet lahir di Lampengan pada tahun 1891 dan kemudian bersekolah di sekolah kedokteran Opleiding School Vooe Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) pada 21 JUni 1916.

Setelah lulus dari OSVIA kemudian ia diangkat menjadi seorang Inlandsh Arts atau seorang dokter pribumi. Sebagai dokter pribumi ia bertugas untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat sipil dan kemudian secara resmi ia menjadi z(dokter sipil) oleh Hoofdinspecteur-nya. Pertama kali ia ditugaskan di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) di Weltevreden, Batavia yang sekarang dikenal sebagai RSCM atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Sebagai Burgerlijken Geneeskundigen Dienst mengharuskan ia berpindah-pindah untuk menjalankan tugasnya sebagai dokter. Pada tahun 1918 hingga tahun 1921 dr. Slamet ditugasikan di Tobelo,Ternate. Kemudian pada tahun 1922 hingga 1925 ia kembali bertugas di Batavia. Pada tahun 1925 dr.Slamet ditugaskan menjadi bagian dari Rumah Sakit Garoet.

Pada tahun 1927 terjadi wabah sampar di Garut dan dr.Slamet ditunjuk sebagai ketua penanganan kasus wabah sampar di Garut hingga pada akhirnya di tahun 1929 ia diangkat menjadu kepala rumah sakit di Rumah Sakit Garut. Sebagai seorang dokter ia selalu mendahulukan pasien dibandingkan dirinya sendiri. Bahkan rekan kerja-nya menyebut dr.Slamet sebagai seorang martir.

Bahkan terdapat sebuah kaliamat yang menggambar dr. Slamet dalam bahasa Belanda yakni Het slachtoffer werd van zijn beroep yang artinya adalah korban dari profesinya sendiri. Pada akhirnya dr.Slamet gugur dalam pertempurannya dalam melawan wabah sampar dimana ia terjangkit wabah tersebut.Dengan profesinya sebagai dokter ia harus mengobati pasien dan memiliki kemungkinan besar untuk tertular. Meskipun tahu dengan resiko dari pekerjaannya dr.Slamet dengan sepenuh hati mengobati pasien yang terindikasi penyakit sampar.

 

 

 

Sumber : Atep Kurnia, Jaman Woneng : Wabah Sampar di Priangan 1925 - 1937 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka